London (ANTARA News) - Tindakan Zinedine Zidane pada final Piala Dunia "menanduk" Marco Materazzi diprovokasi oleh perkataan "sangat serius" yang dikeluarkan oleh bek Italia itu, demikian menurut agen Zidane, pengatur serangan tim Perancis. Dua perkataan "sangat serius" yang disebut-sebut adalah "teroris" dan menyebut saudara perempuan mantan bintang Real Madrid itu seorang pelacur. Walaupun kedua pemain itu belum mengeluarkan pernyataan mengenai percekcokan mereka itu, Fantastico, satu acara di Globo, menggunakan sejumlah ahli pembaca-bibir yang menyatakan tayangan insiden itu menunjukkan bahwa pemain Italia tersebut dua kali menghina saudaranya perempuannya. Program tersebut, menurut AFP dan Reuters, mengklaim Materazzi mengeluarkan komentar serupa dua kali sebelum kemudian menggunakan satu "kata yang kasar" terhadap Zidane. Agen Zidane, Alain Migliaccio, menegaskan kepada BBC Senin bahwa hal yang dilakukan bek Italia itu lebih berupa penghinaan kata-kata dan bukan pelanggaran fisik sehingga menyebabkan Zidane bereaksi keras. "Ia memberitahu saya, Materazzi mengatakan sesuatu yang sangat serius kepadanya tetapi ia tidak memberitahu saya apa yang dikatakannya itu," ujar Migliaccio. Zidane belum mengeluarkan pernyataan apa pun mengenai insiden itu tetapi ada pula laporan yang menyebutkan bahwa Materazzi telah menyebutnya "teroris" atau menyatakan ia tidak berhak bermain untuk Perancis -- kedua penghinaan itu didasarkan atas leluhur Zidane yang berasal dari Aljazair, namun Zidane sendiri kelahiran Perancis. Namun Materazzi membantah bahwa ia memanggil Zidane seorang teroris, dengan menyatakan: "Itu sama sekali tidak benar, saya tidak menyebutnya teroris. Saya memang bodoh, saya bahkan tidak mengetahui apa artinya itu." "Seluruh dunia melihat apa yang terjadi di televisi secara langsung," tambahnya. Kelompok anti-rasisme yang berpangkalan di Paris, SOS Racism, sebelumnya mengutip sumber-sumber yang mengetahui dengan menyatakan bahwa Materazzi tampaknya menggunakan kata (teroris) itu. "Menurut beberapa sumber-sumber yang mengetahui dari dunia sepakbola, tampaknya pemain Italia itu, Marco Materazzi menyebut Zinedine Zidane seorang `teroris kotor`," demikian suatu pernyataan SOS Racism. Kelompok tersebut menyeru dilakukannya suatu penyelidikan dan mengatakan bahwa FIFA belum lama ini telah memperketat sanksi terhadap tindakan rasisme. Sementara itu FIFA telah menolak menggunakan bukti video yang bisa menunjukkan alasan dikeluarkannya Zidane dari lapangan. Wasit asal Argentina Horacio Elizondo tidak menyaksikan sendiri kejadian itu dan hanya mengeluarkan kartu merah setelah diberitahu seorang petugas keempat dalam pertandingan itu. Ada spekulasi, di antaranya dari pelatih Perancis Raymond Domenech, bahwa petugas keempat itu ikut campur setelah melihat tayangan ulang insiden itu dari sejumlah layar televisi yang berada di sisi lapangan. Namun jurubicara FIFA Andreas Herren membantah ada penggunaan de fakto atas bukti video dalam kasus ini. "Petugas keempat itu melihatnya sebagaimana yang terjadi di lapangan dan langsung menyarankan wasit itu dan wasit langsung mengambil tindakan. Titik," ujarnya. "Tampaknya wasit itu tengah menunggu agar situasi itu menjadi sedikit lebih jelas dahulu sebelum mengambil tindakan," tambahnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006