Sydney (ANTARA) - Ribuan orang berkumpul untuk menyuarakan dukungan bagi Palestina di sejumlah ibu kota negara bagian di Australia pada Minggu meski diancam dibubarkan oleh polisi.

Aksi itu muncul di tengah konflik yang meningkat setelah Hamas melancarkan serangan berdarah di Israel delapan hari lalu.

Salah satu demonstrasi terbesar itu digelar di Sydney, kota terpadat di Australia. Penyelenggaranya, Palestine Action Group, mengatakan bahwa sekitar 5.000 orang hadir dalam aksi tersebut.

Sebagai peserta mengibarkan bendera Palestina sambil meneriakkan "Bebaskan, bebaskan Palestina" di pusat kota Sydney, sementara ratusan polisi berjaga-jaga di sekitar lokasi aksi.

Kepolisian Australia mengatakan mereka telah mempertimbangkan untuk menerapkan wewenang khusus untuk memberhentikan dan menggeledah kepada peserta aksi. Wewenang itu untuk pertama kalinya diterapkan dalam dua dekade terakhir.

Namun, juru bicara Palestine Action Group, Amal Nasser, mengatakan bahwa kewenangan itu belum diberlakukan.

"Unjuk rasa sejauh ini berjalan damai," kata dia.

Menurut laporan The Guardian Australia, aksi-aksi unjuk rasa pro-Palestina juga diikuti ribuan orang di Adelaide dan Melbourne.

Sejumlah negara maju menghalangi protes-protes pro-Palestina terkait konflik antara Israel dan Hamas karena khawatir akan memicu kekacauan di dalam negeri mereka.

Prancis, misalnya, melarang unjuk rasa pro-Palestina pada Kamis lalu dengan berdalih bahwa kegiatan itu berpeluang menimbulkan gangguan kamtibmas.

Di Sydney, tiga pria ditangkap polisi di luar Museum Yahudi Australia pada Jumat gara-gara melakukan salut ala Nazi.

Kepala intelijen Australia telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat tidak melakukan hal-hal yang bisa menyulut ketegangan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Puan keberatan isu Palestina tak disertakan dalam joint statement P20
Baca juga: Ribuan warga Palestina berlindung di rumah sakit di Jalur Gaza

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023