Padang (ANTARA) - Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Andalas, Sumatera Barat, Virtuous Setyaka mengatakan konflik atau perang antara Israel dengan Palestina akan terus meningkat apabila negara-negara di dunia abai atau tidak membantu menyelesaikannya.

"Konflik ini akan terus meningkat dan semakin sulit untuk dihentikan kalau, misalnya, banyak pihak di dunia yang tidak mau terlibat untuk menyelesaikan persoalan itu," kata Virtuous Setyaka di Padang, Senin.

Menurut Virtuous, eskalasi konflik akan semakin memanas karena kedua belah pihak akan terus berusaha memperjuangkan masing-masing kepentingannya. Oleh karena itu, butuh kehadiran negara lain yang netral dan aktif guna meredam konflik. Akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas tersebut mengatakan jika tidak ada pihak yang aktif memediasi kedua negara, maka diperkirakan konflik berkepanjangan terus terjadi hingga ada negara yang takluk atau jatuh.

Pada kesempatan itu, ia juga mempertanyakan peran nyata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Indonesia sebagai organisasi dunia dan negara yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Baca juga: Isu Palestina dibahas pada pertemuan AALCO ke-61 di Bali

Baca juga: Empat WNI yang dievakuasi dari Tepi Barat telah sampai di Tanah Air
Apalagi, selama ini Indonesia kerap menyuarakan kemerdekaan Tanah Palestina dari jajahan Israel. Hal itu bukan tanpa alasan. Sebab, Palestina merupakan satu dari sekian banyak negara yang mengakui kedaulatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Selain Indonesia dan PBB, negara-negara besar di dunia juga didorong untuk aktif meredam konflik Israel Palestina termasuk melakukan intervensi nyata (meredam konflik). Apalagi, dampak dari konflik tersebut telah menimbulkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. "Negara-negara harus ikut aktif meredam karena mau tidak mau, suka tidak suka, ya mereka seharusnya merasa ikut bertanggung jawab," ujarnya.

Sebab, perdamaian dunia sudah dinyatakan menjadi cita-cita bersama. Sehingga semua negara harus berani mengimplementasikan-nya demi kepentingan global serta atas nama kemanusiaan.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023