New York (ANTARA News) - Harga minyak naik di New York Mercantile Exchange pada Kamis, meskipun stok AS berlimpah menyentuh tingkat tertinggi sepanjang masa, sementara Brent merosot.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, ditutup pada 93,61 dolar AS per barel, naik 48 sen dari Rabu, lapor AFP.

Sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli turun 1,80 dolar AS menjadi menetap di 102,43 dolar AS per barel di perdagangan London.

Kontrak acuan New York, yang jatuh lebih dari satu dolar AS pada pembukaan perdagangan, berbalik naik ke wilayah positif karena pasar mengabaikan laporan mingguan terbaru pemerintah AS tentang persediaan minyak komersial, yang menunjukkan minyak mentah pada tingkat tertinggi dalam lebih dari 80 tahun.

Stok minyak mentah melonjak tiga juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Mei menjadi 397,6 juta barel, mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sejak dimulainya data mingguan pada 1982, Departemen Energi melaporkan.

Persediaan minyak mentah juga merupakan yang tertinggi sejak Mei 1931, menurut laporan persediaan bulanan departemen.

"Ini benar-benar sebuah laporan `bearish` (lesu). Saya tidak tahu mengapa hal itu tidak muncul dalam harga," kata James Williams dari WTRG Economics.

"Mungkin para pedagang sedang mereposisi diri setelah penurunan kemarin," katanya. WTI merosot 1,88 dolar AS setelah perkiraan pertumbuhan ekonomi global dan China dipangkas.

"Di sisi ekonomi masih terlihat bearish untuk minyak mentah," kata Williams. "Kita memiliki jauh lebih banyak minyak mentah dari yang kita butuhkan."

Williams mengatakan pasar bergejolak menjelang pertemuan produksi OPEC pada Jumat.

Analis memperkirakan bahwa OPEC akan mempertahankan pagu produksi minyaknya pada 30 juta barel per hari, yang telah bertengger sejak akhir 2011, meskipun sebenarnya produksi yang sedang berjalan berada di atas target ini.

Para menteri minyak dari Irak, Venezuela dan Angola pada Kamis mengindikasikan mereka mendukung untuk mempertahankan produksi kartel tidak berubah. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013