Jakarta (ANTARA) -
Kemarau panjang yang terjadi di wilayah DKI Jakarta menyebabkan debit air tanah di permukiman warga RT 07/RW 10 Kelurahan Klender, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, terus berkurang.
 
Salah satu warga setempat, Gimun Priyadi (48) di Klender, Senin, mengatakan sumber air yang dipakai oleh warga merupakan air tanah dengan menggunakan mesin pompa air. Namun, sejak kemarau debit air yang disedot warga mulai berkurang.
 
"Biasanya dalam satu menit (mengisi air) itu satu ember, ini lima menit baru dapat satu ember, sekira 25 literlah," ujarnya.
 
Gimun mengungkapkan, berkurangnya air tanah untuk kebutuhan sehari-hari telah berlangsung dua bulan terakhir.
 
Dia mengaku kesulitan jika harus menggali kembali sumur guna menambah kedalaman karena lokasi permukimannya tersebut dahulunya merupakan rawa dan bekas tempat pembuangan sampah.
 
"Airnya juga tidak bersih lagi. Airnya berbau tanah dan lumpur, meski tampilannya tidak seperti baunya. Soalnya di sini kan bekas rawa dulunya," tuturnya.
​​​​​​
Baca juga: PAM Jaya buatkan reservoir komunal dan IPA cegah krisis air ibu kota
 
Kebutuhan air bersih saat ini sementara dibantu oleh sejumlah petugas berwajib yang ada di sekitaran lingkungannya.
 
"Bantuan datang berupa air bersih dari Polsek (Duren Sawit) dan Polres Jaktim, sekitar tiga minggu yang lalu. Kalau dari pemkot dan lainnya, belum ada sih bantuannya," katanya.
 
Sedangkan untuk konsumsi dan kebutuhan memasak, Gimun menjelaskan, warga harus membeli air isi ulang atau galon kemasan bermerek.
 
"Untuk konsumsi, kita di sini membeli air galon atau isi ulang saja. Jadi kekeringannya ini berdampak pada kecilnya air yang keluar," ujarnya.
 
Karena itu, dia berharap agar Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur dapat membantu guna menjamin kebutuhan air bersih di lingkungannya.
 
"Berharapnya ya ada bantuan dari pemerintah atau dibuatkan saluran PAM atau sumber air dari sumur yang lebih dalam yang sumbernya lebih besar, karena kalau seperti ini solusinya harus gali lebih dalam lagi," kata dia.

Baca juga: Pengamat: Pemprov DKI perlu bangun waduk tempat penampungan air
 
Ketua RT 07/RW 10 Matzen mengatakan, selain debit airnya berkurang, air di permukiman warga juga berbau yang menyengat.
 
"Di lokasi ini kan memang dulunya rawa, jadi airnya memang tidak bersih, makanya kami selalu beli air kalau untuk konsumsi, tapi kalau untuk mandi pakai air tanah.

"Nah kalau yang sekarang air tanah, semakin kusam dan kotor, istilahnya baunya juga sudah beda," ujarnya.
 
Dia pun berharap Pemkot Jakarta Timur dapat segera mencari solusi terhadap permasalahan tersebut.
 

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023