Jakarta, 31 Mei 2013 (ANTARA) - Pada tanggal 28 Mei 2013 lalu, PT Centra Proteinaprima Tbk (CP Prima) menggelar acara panen perdana ikan patin dengan tajuk "Patin Untuk Negeri" yang diadakan di Desa Tanggung Kecamatan Campur darat Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Acara ini dihadiri Bupati beserta jajaran Pemerintah Daerah Tulungagung. Selain itu, panen perdana ini juga dihadiri oleh pihak Bank Mandiri selaku pendukung dan pemberi pinjaman kredit lunak kepada para pembudi daya dan Giant supermarket yang juga siap menampung hasil panen dan produksi olahan produk ini.

     Tulungagung merupakan daerah potensial untuk budidaya ikan patin yang mempunyai nilai jual tinggi dan juga relatif stabil di pasaran. Syahri Mulyo selaku Bupati Tulungagung memberikan respon positif terhadap acara tersebut. "Patin merupakan primadona baru karena memiliki nilai jual tinggi di pasaran dan produksi patin terus mengalami peningkatan," kata Syahri Mulyo dalam sambutannya.

     Produksi patin di Tulungagung dari tahun 2011 sampai 2012, mengalami peningkatan mencapai ribuan ton. Pada tahun 2011 produksi patin hanya sekitar 345 ton, sedangkan pada tahun 2012 produksi patin berkembang pesat mencapai 4,948 ton.

     Komitmen CP Prima dalam mendukung pertumbuhan bisnis budi daya ikan air tawar pun mendapatkan apreasiasi dari pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. ''Kami memberikan apreasi kepada CP Prima yang telah bekerja keras membantu petani ikan air tawar. Kami berharap terus berlanjut, sehingga kesejahteraan petani ikan di daerah bisa semakin mapan," ungkapnya.

     Melihat keberhasilan panen perdana ikan patin tersebut, Syahri Mulyo mengharapkan industri ini dapat  terus berkembang dan CP Prima tetap mendampingi proses budidaya sampai ke pengolahannya. General Manager Fish Feed for East Area CP Prima, Stephanie Endang Setiyowati, mengatakan setelah dipanen, patin-patin tersebut akan diolah menjadi patin fillet atau dory fillet. "Saat ini CP Prima telah memproduksi patin fillet (dory fillet) sebanyak 50 ton, padahal permintaan pasar mencapai lebih dari 100 ton," jelasnya.

     Lebih lanjut Stephanie juga mengatakan, apabila demand besar maka produksi patin akan ditingkatkan. Tidak hanya produksi, petani juga akan dibina agar budi daya patin dapat mencapai 700-1.200 gram, karena selama ini di pasar tradisional hanya 300 gram. Untuk pemasaran, Stephanie menerangkan masih dilakukan di sektor lokal karena saat ini pemerintah masih melakukan impor ikan patin dari Vietnam. "Kalau mau industri lokal berkembang, pemerintah harus konsisten melarang produk impor terutama dari Vietnam," tegasnya.

     Dengan adanya kegiatan Panen Perdana "Patin Untuk Negeri" ini diharapkan bisa menjadi pilot project  pengembangan budidaya ikan patin di seluruh daerah di Indonesia. CP Prima juga siap untuk terus membantu para pembudi daya ikan patin dengan memberikan pendampingan, bantuan alih teknologi, penyediaan pakan berkualitas hingga penyerapan hasil produksi dari para pembudidaya ikan patin.

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013