New Delhi/Mumbai (ANTARA) - Keputusan pemerintah India untuk mempertahankan harga dasar ekspor beras basmati dinilai akan lebih mempersulit penjualannya di luar negeri dan mengurangi pendapatan petani.

Basmati, beras berbulir panjang dan terkenal dengan aromanya, hanya diproduksi oleh dua negara: India dan Pakistan.

India mengekspor lebih dari empat juta metrik ton beras basmati ke berbagai negara, termasuk Iran, Irak, Yaman, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

Pemerintah India menetapkan harga dasar, atau harga ekspor minimum (MEP), sebesar 1.200 dolar AS (sekitar Rp18,8 juta) per ton pada Agustus.

Semula harga MEP ini akan diturunkan, tetapi pemerintah pada Sabtu (14/10) mengumumkan harga dasar itu tetap dipertahankan sampai ada pemberitahuan lagi.

India, pengekspor beras terbesar di dunia, juga telah membatasi ekspor beras non-basmati untuk menjaga harga beras di dalam negeri tetap terkendali menjelang pemilihan umum di negara-negara bagian penting.

"Kami menghadapi kerugian yang sangat besar," kata Sukrampal Beniwal, yang menanam varietas basmati di India utara. "Kami sudah panen, tetapi tidak ada pembeli."

Petani India menanam berbagai varietas padi yang ditanam selama musim panas pada Juni dan Juli dan mulai panen pada Oktober. Ketika beras hasil panen yang baru masuk ke pasar, harga mulai turun.

Petani, penggiling, dan eksportir beranggapan pemerintah akan menurunkan MEP, yang menurut mereka terlalu tinggi, karena panen baru sudah membanjiri pasar.

"Keputusan untuk tetap mempertahankan MEP 1.200 dolar adalah pukulan besar bagi kami," kata Vijay Setia, pengekspor terkemuka dari Negara Bagian Haryana, salah satu lumbung padi India.

Dia menambahkan bahwa pemerintah perlu menurunkan harga dasar itu menjadi 850-900 dolar per ton segera.

Petani beras basmati mengalami kesulitan menjual hasil panen mereka karena penggiling dan pedagang berhenti membeli beras itu di puluhan pasar grosir, kata Beniwal.

Harga gabah basmati telah turun lebih dari 20 persen sejak pemerintah memberlakukan MEP, kata para pedagang.

Tidak banyak yang mengonsumsi beras basmati di India. Pemerintah pun tidak membeli varietas ini untuk menambah cadangan beras nasional.

"Petani berada dalam situasi yang membingungkan," kata seorang pengkespor terkemuka yang berbicara secara anonim.

"Tidak lama lagi, kita akan melihat Pakistan menguasai pasar beras basmati," katanya.

Sumber: Reuters


Baca juga: Bulog sasar tiga negara tujuan impor usai India stop ekspor beras

Baca juga: BPS: Vietnam dan Thailand jadi pemasok utama beras ke Indonesia


 

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023