Jika menyimak rekomendasi hasil uji kualitas udara, sebenarnya ada rekomendasi penting yang selama ini sudah kami imbau yaitu masyarakat tetap diam di rumah.Tetapi kalau terpaksa harus keluar rumah, wajib sekali menggunakan masker...
Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali meminta warga yang berada atau melintas di sekitar area TPA Suwung agar menggunakan masker untuk menghindari pengaruh gas sulfur dioksida (SO2) yang meningkat karena kebakaran di lokasi tersebut sejak Kamis (12/10) lalu.

“Jika menyimak rekomendasi hasil uji kualitas udara, sebenarnya ada rekomendasi penting yang selama ini sudah kami imbau yaitu masyarakat tetap diam di rumah.Tetapi kalau terpaksa harus keluar rumah, wajib sekali menggunakan masker untuk menghindari potensi gangguan kesehatan, terutama di saluran pernapasan,” kata Kepala Seksi Tim Hyperkes Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bali Juli Arsana di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan hasil uji kualitas udara yang dilakukan pada Minggu (15/10) lalu ditemukan peningkatan partikulat dan gas SO2 hasil pembakaran sampah di TPA Suwung. Saat ini pihak terkait terkait masih fokus memadamkan api. 

“Ada pengaruh signifikan bagi beberapa orang atau kelompok tertentu apabila mereka sensitif terhadap beberapa zat, seperti partikulat debu. Hasil pembakaran itu kan bercampur dengan udara, kemudian ada beberapa partikulat lain seperti SO2, itu akan menimbulkan efek pada rentannya infeksi saluran pernapasan,” ujar Juli.

Pihaknya melakukan pengujian dari pukul 10.00-14.00 WITA di empat lokasi terdampak yaitu dua titik di Banjar Suwung Batan Kendal, satu titik di perempatan Pesanggaran, dan satu titik di posko induk.

Baca juga: Denpasar keluarkan status Tanggap Darurat Bencana Kebakaran TPA Suwung
Baca juga: Helikopter BNPB bantu pemadaman kebakaran di TPA Suwung-Bali


Dari empat uji tersebut, Juli mengakui ditemukan peningkatan parameter gas pencemar di atas nilai baku mutunya, sehingga mitigasi harus dilakukan pada radius tertentu sekitar 2-10 km dari titik-titik gas umum.

“Jadi kesimpulannya adalah efek dari kebakaran ini sedikit menurunkan kualitas udara, tapi itu data kemarin. Hari ini secara tampilan visual itu kepekatan asap jauh berkurang, mudah-mudahan empat hari ke depan kita bisa evaluasi kembali,” tuturnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan pihaknya akan memonitor kesehatan masyarakat sekitar sekitar 2 minggu sampai 1 bulan ke depan, untuk mengantisipasi peningkatan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).

“Nanti kita turun memantau langsung, ada tidak yang batuk, pilek, demam atau batuk, pilek, sesak, karena itu merupakan gejala ISPA. Kami anjurkan segera ke puskesmas. Kalau tempat kebakaran lain, sekarang yang berdampak polusi belum ada peningkatan signifikan, masih kami intensifkan kebakaran di TPA Suwung,” kata Anom.

“Kalau didiamkan tidak diberikan tindakan bisa pneumonia. Kan nafas sampai masuk ke paru-paru biasanya, tapi yang paling cepat itu ISPA. Saat ini belum ada gejala, cegah saja dengan pakai masker, nanti akan ada pemantauan ke rumah-rumah,” ucapnya.

Baca juga: Polisi bagikan masker kepada warga di sekitar TPA Suwung
Baca juga: Wali Kota Denpasar awasi metode injeksi air pemadaman TPA Suwung

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023