Begitu mereka deklarasi saham naik, nah itu favorit mereka, penentuan tanggal 25 Oktober (2023). Makanya, marketnya gini- gini aja nunggu siapa deklarasi
Jakarta (ANTARA) - Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger MM mengungkapkan para investor lebih menyukai calon wakil presiden (cawapres) yang terlibat atau pro dengan dunia usaha.

“Favorit market kan selalu dunia usaha kan yang dilihat. Sebelumnya, presiden udah favorit market. Sekarang terlalu seimbang, sehingga cawapres jadi yang menentukan suaranya, jadi ini terlalu powerful,” ujar Roger usai Media Day di Pacific Century Place Tower Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan hadirnya calon presiden (capres) dan cawapres yang nantinya menjadi favorit pasar dapat menggerakkan pasar saham ke arah positif, khususnya indeks BUMN (IDXBUMN), seperti yang pernah terjadi pada pemilihan umum (pemilu) sebelumnya.

“Begitu mereka deklarasi saham naik, nah itu favorit mereka, penentuan tanggal 25 Oktober (2023). Makanya, marketnya gini- gini aja nunggu siapa deklarasi,” ujar Roger.

Roger melanjutkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selalu bergerak ke arah positif pada saat tahun politik, seiring dengan kemenangan pasangan capres dan cawapres favorit dari pelaku pasar.

Baca juga: BEI sediakan informasi statistik untuk investor analisa calon emiten

Baca juga: Dirut: Pencatatan saham di BEI tertinggi di ASEAN pada Januari-Agustus


“Mudah- mudahan akhir tahun udah ketahuan cawapresnya dari Prabowo dan Ganjar. Karena, ini akan menentukan juga market mau gimana, 2019 dan 2014 cawapres itu penting dan sekarang lebih penting dibanding 2019 dan 2014,” ujar Roger.

Dalam kesempatan sama, Head of Investment Information Mirae Asset Martha Christina menambahkan, sejak awal tahun, sembilan dari 15 indeks tematik di Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan kinerja lebih baik dibandingkan IHSG.

Dengan demikian, menurutnya, reksa dana indeks dapat menjadi pilihan diversifikasi, terutama ketika pasar sedang bergejolak.

“Saat ini, perhatian pelaku pasar masih pada konflik Palestina-Israel dan harga minyak bumi dan komoditas lain, serta angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi AS. Kami meyakini kondisi pasar akan semakin normal di akhir tahun menjelang aksi window dressing,” ujar Martha.

Secara historis, pihaknya mencatat IHSG hampir selalu menguat pada kuartal IV setiap tahunnya, terutama terkait dengan momentum aktivitas window dressing, yang mana sepanjang Oktober dan Desember dalam 10 tahun terakhir, IHSG mencetak rerata return 2,1 persen dan 2,6 persen.

“Window dressing adalah kegiatan di mana investor institusi di pasar modal mempercantik portofolionya agar laporan keuangan tahunannya terlihat lebih baik,” ujar Martha.

Baca juga: Analis sebut aksi private placement WSBP bisa lindungi investor

Baca juga: Bareksa: Valuasi IHSG yang relatif murah bisa jadi peluang masuk

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023