Gunungkidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan sekolah penggerak kerukunan untuk menciptakan kerukunan kebersamaan di wilayah ini.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, di Gunungkidul, Selasa, menjelaskan sekolah ini diikuti seluruh lintas agama, dalam rangka menjalin silaturahmi, koordinasi dan menyamakan persepsi di Gunungkidul.

Baca juga: Bhinneka Tunggal Ika untuk dunia

"Dengan menyatukan persepsi ini diharapkan dapat menciptakan kerukunan kebersamaan di Kabupaten Gunungkidul," kata dia.

Ia mengatakan penyelenggaraan sekolah penggerak kerukunan akan dilaksanakan selama 2 hari dan 1 hari di Salatiga, diikuti oleh tokoh lintas agama yang ada di Gunungkidul sebanyak 50 peserta. "Dalam rangka mewujudkan kerukunan umat bangsa tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah tetapi juga tanggung jawab kita semua," kata dia.

Baca juga: Menyemai damai lewat Kelurahan Sadar Kerukunan

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengatakan, kerukunan di Gunungkidul ini sudah baik. Ia berharap masyarakat bisa sadar akan kerukunan. "Kami yakin para tokoh masyarakat dapat menyampaikan dengan baik kepada masyarakat tentang arti kerukunan," kata dia.

Ia juga berharap dengan dilaksanakannya sekolah penggerak kerukunan seperti ini dapat meningkatkan kerukunan dan masyarakat dapat menyadari sepenuhnya arti kerukunan. "Kami berharap kerukunan ini selalu terjaga. Sehingga pembangunan di Gunungkidul juga semakin maju," katanya.

Baca juga: Tokoh lintas agama di Sabang-Aceh diserukan terus rawat toleransi

Lebih lanjut, dia berharap masyarakat menjaga kerukunan dan keutuhan. Khususnya menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024. Kerukunan antarumat beragama sangat penting dan mendasar pada Pemilu 2024 untuk melawan politik SARA. "Jangan sampai berbeda pendapat merusak kerukunan yang terjalin dengan erat," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023