Jangan mengeluh, jangan menyalahkan siapa-siapa, dan tetap ceria. Tiga hal ini secara normatif mudah namun saat kita harus eksekusi beratnya luar biasa karena kita tidak terbiasa
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra masuk dalam jajaran Businessperson of The Year 2023 versi majalah Fortune Indonesia karena dinilai sukses membawa maskapai BUMN yang diambang kebangkrutan menjadi mampu bertahan bahkan bisa meraih keuntungan.

Menurut Editor In Chief Fortune Indonesia, Hendra Soeprajitno dalam keterangan di Jakarta, Selasa, sangat mudah bagi kita untuk menilai sebuah hasil. Namun, kita kerap melupakan bagaimana proses yang terjadi.

Di balik megahnya perusahaan atau bisnis dengan usia puluhan tahun, memiliki pendapatan triliunan, masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100, pasti diawali oleh sebuah langkah yang memerlukan keberanian, jerih payah, kedisiplinan, dan diwarnai risiko kegagalan.

“Namun, para Fortune Indonesia Businessperson of the Year 2023 ini berhasil melewati semua itu. Mereka berani untuk memilih, menjalani, dan tidak berhenti merealisasikan impian mereka. Fortune Indonesia kembali merilis daftar pebisnis terbaik di Indonesia untuk ketiga kalinya,” kata Hendra yang dikutip dari keterangannya di majalah Fortune Indonesia terbitan Oktober 2023.

Ia juga menambahkan bahwa Businessperson of the Year 2023 datang dari latar belakang yang berbeda, masih aktif dalam kepemimpinan, baik sebagai pendiri maupun profesional. Dua puluh Businessperson of the Year ini berkontribusi secara dinamis, baik dalam bentuk tenaga, pikiran, bahkan transformasi.

“Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ada sejumlah indikator yang digunakan Fortune Indonesia untuk menentukan 20 pebisnis terbaik di Indonesia ini, seperti kinerja, Good Corporate Goverance (GCG), aksi korporasi, hingga dampak yang dihasilkan. Kisah-kisah mereka menuju pada konklusi yang sama: pentingnya sebuah proses,” kata Hendra.

Dalam pemberitaan majalah Fortune Indonesia disebutkan bahwa Irfan barangkali adalah pemimpin BUMN yang menerapkan barometer baru dalam catatan sejarah korporasi nasional berhasil menavigasi Perusahaan melewati restrukturisasi terbesar yang pernah ada di Indonesia.

Beliau pula yang menjadi satu satunya pimpinan BUMN yang secara fair mengakui kerap kali terpikir untuk mengundurkan diri menjadi Direktur Utama. Sebabnya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, perusahaan yang ia pimpin sejak Januari 2020, mewarisi berbagai masalah super pelik yaitu kerugian keuangan, tumpukan utang, hingga yang paling anyar diawal kepemimpinannya adalah kompleksitas permasalahan tata kelola perusahaan.

Ketika Irfan baru mulai menata pijakan, maskapai penerbangan nasional tersebut harus berhadapan dengan mala pandemi COVID-19. Penerbangan terpaksa berhenti dan perusahaan beroperasi bak zombie. Tapi dalam kondisi itulah kualitasnya sebagai pemimpin teruji.

"Jangan mengeluh, jangan menyalahkan siapa-siapa, dan tetap ceria. Tiga hal ini secara normatif mudah namun saat kita harus eksekusi beratnya luar biasa karena kita tidak terbiasa untuk melakukannya," kata Irfan.

Tahun ini, jelasnya, Garuda Indonesia mendarat di posisi ke-33 dalam daftar Fortune Indonesia 100 dan menjadi perusahaan dengan laba tertinggi kedua (Rp58,28 triliun) setelah Pertamina (Rp59,35 triliun).


Baca juga: Garuda Indonesia rampungkan uji coba bioavtur pesawat komersial
Baca juga: Dirut Garuda Indonesia bahas restrukturisasi kinerja perusahaan di UI

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023