Kita ingin mengembangkan platform ini bukan saja berbasis pada dunia pendidikan tapi juga akan menyasar pada layanan keagamaan
Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Amien Suyitno menyatakan pihaknya terus mengembangkan platform Massive Open Online Course (MOOC) tidak hanya untuk pelatihan bidang pendidikan tetapi juga menyasar layanan keagamaan.
 
"Kita ingin mengembangkan platform ini bukan saja berbasis pada dunia pendidikan tapi juga akan menyasar pada layanan keagamaan," kata Suyitno di Jakarta, Selasa.
 
Suyitno menjelaskan sejak dirilis pada pertengahan 2022, platform MOOC Pintar banyak digunakan untuk pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Pelatihan IKM menyasar guru-guru di madrasah dan sekolah umum lainnya.
 
Menurut dia, banyak layanan keagamaan yang membutuhkan pelatihan seperti KUA, sertifikasi amil zakat, sertifikasi nazhir (pihak yang menerima harta benda wakaf), hingga penyuluh sertifikasi halal.
 
Para penyuluh, katanya, harus memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan sehingga mereka harus diberi pelatihan.
 
"Tentu kita akan bersinergi dengan Direktorat Bimas Islam. Kita anggap penting platform ini dan mendorong publik berpartisipasi secara mandiri, karena diklat ini dirancang berbasis pada kemandirian," kata Suyitno.
 
Kepala Pusdiklat Kemenag Mastuki mengatakan ke depan platform MOOC Pintar tidak hanya sertifikasi kompetensi, tapi bisa juga untuk pengembangan profesi.
 
"Dan itu bisa dilakukan selama ini. Pengalaman yang sudah project inovasi, kurikulumnya dirumuskan bersama," kata Mastuki.
 
Aplikasi MOOC Pintar merupakan strategi baru Kementerian Agama dalam melayani pengembangan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) melalui pelatihan secara digital.
 
Sebelum ada MOOC Pintar, pelatihan di lingkungan Kementerian Agama dilakukan dengan tatap muka dan Pelatihan Jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan zoom.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023