Jakarta (ANTARA News) - Sistem "robek" merupakan kunci keberhasilan SMPN 115 Jakarta meraih nilai Ujian Nasional tertinggi tahun ajaran 2012-2013 se-DKI Jakarta.

SMPN itu juga  menempati posisi kedua se-Indonesia, kata Kepala SMPN 115 Pesta Maria Sinaga.

"Kami punya kuncinya. Jadi guru-guru mengajar tidak mengikuti buku karena tidak semua buku mengandung materi yang cocok. Materi yang cocok dengan lesson plan (rencana pelaksanaan pembelajaran: RPP), kemudian dirobek atau digunting kemudian dimasukkan menjadi materi yang akan diajarkan," katanya usai acara pelepasan siswa SMPN 115 Jakarta, Tebet Utara, Jakarta Selatan, Sabtu.

Pesta mengatakan setiap guru harus membuat materi pembelajarannya sendiri sesuai dengan kebutuhan dan karakter siswa.

"Yang tidak membuat lesson plan, tidak boleh masuk kelas dan mengajar. Saya cek satu per satu," ujarnya.

Sistem tersebut, dia menambahkan, memudahkan guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran karena sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan ditargetkan.

"Kalau yang dibuku menyediakan cuma tiga materi, sementara yang diminta tujuh, kan tidak bisa siswa mendapat nilai 10," tuturnya.

Pesta mengatakan sistem tersebut diterapkan bukan hanya di kelas IX tetapi juga dari kelas VII.

"Sejak seleksi masuk, calon siswa sudah dikelompokkan dalam kategori, low, medium dan high untuk memudahkan 'treatment' pembelajaran apa yang akan mereka terima. Kalau tidak serempak kan akan sulit," katanya.

Dia menyebutkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) rata-rata di atas delapan, terutama untuk Bahasa Inggris 8,6.

"Jadi, kelulusan UN bukan sesuatu yang terlalu dipikirkan lagi bagi mereka (siswa)," katanya.

SMPN 115 meraih nilai UN tahun ajaran 2012-2013 tertinggi lewat nilai Sultan Rizky Hikmawan yang meraih nilai sempurna Matematika dan IPA 100 serta Bahasa Indonesia 94 dan Bahasa Inggris 96.

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013