Ankara (ANTARA News) - Presiden Turki Abdullah Gul menekankan perlunya partisipasi Iran dalam proses mencari solusi politik untuk krisis Suriah.

Menurut laporan IRNA, laman surat kabar harian Turki Hurriat mengutip Presiden Gul mengatakan setelah kembali dari Turkmenistan saat konferensi pers dalam menanggapi pertanyaan tentang bagaimana krisis Suriah bisa berakhir.

Dia menjawab, "Dengan tidak adanya Iran dan Rusia, mencari solusi damai bagi krisis Suriah akan menjadi mustahil."

Presiden Turki mengatakan, "Krisis Suriah yang saat ini bergerak ke arah menjadi perang agama, sangat berbahaya bagi dunia Islam."

Gul telah mengunjungi Turkmenistan dengan delegasi yang terdiri dari Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu, Menteri energi dan Sumber Daya Alam Taner Yildiz, Menteri Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri, dan sejumlah anggota parlemen, pencipta pekerjaan, wartawan, dan pejabat negara.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, pada Selasa juga merujuk pengaruh besar Iran di Timur Tengah, dan mengumumkan bahwa kehadiran Republik Islam Iran pada Konferensi Internasional tentang Suriah menjadi kunci penting.

Menurut IRNA, kantor berita Rusia RIA Novosti melaporkan pernyataan Lavrov pada konferensi pers, bahwa "Dalam pembicaraan saya dengan Menlu AS John Kerry dan Menlu Prancis Lauran Fabio bertujuan menyelesaikan ambiguitas tentang kombinasi negara-negara peserta di Konferensi Internasional Jenewa II tentang Suriah, saya memperoleh persetujuan mereka mengenai perlunya untuk merevisi keputusan mereka sebelumnya."

Dia menambahkan, "Masalah ini tidak berhubungan dengan Suriah sendiri, karena ada sejumlah pemain asing yang terlibat pada krisis itu juga, dan karena itu, Iran hadir di konferensi itu adalah kunci penting bagi kami."

Muar negeri Rusia mengatakan, "Kami menekankan bahwa Iran harus berpartisipasi pada Konferensi Internasional tentang Suriah, sebagai negara dengan pengaruh pada seluruh kelompok yang terlibat dalam krisis Suriah yang juga harus hadir di konferensi itu."

Rusia diplomat itu menambahkan, "Dalam daftar Iran adalah negara paling atas."

Sementara itu ia menyebut keputusan Uni Eropa untuk mencabut sanksi senjata untuk meneruskan senjata kepada kelompok-kelompok pembangkang Suriah sebagai langkah ilegal. "Ini sesuai dengan larangan PBB tentang perdagangan senjata, pembeliam dan penjualam senjata hanya dapat antara pemerintah."
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013