Jakarta (ANTARA News) - Tuduhan teroris yang selalu dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terhadap para pendakwah Islam, terutama mereka yang memiliki kaitan dengan Pakistan, tidaklah benar. "Kami bukan teroris, kami hanya menjalankan amalan ajaran Islam," kata Hisam (25) ustadz asal Pakistan di Masjid Kebon Jeruk Jakarta Barat, Rabu. "Tujuan kami hanyalah mengajak keselamatan di Jalan Allah, bukan untuk mencari keduniaan," kata pria berjenggot tebal dengan jubah putih sambil tersenyum. Ustadz yang mengaku betah di Indonesia ini merasa bahwa selama ini terlalu banyak kehidupan dunia yang dikejar, "Sehingga orang lupa kehidupan akhirat," katanya. Menurut Sholeh (35), warga kebayoran dan salah seorang jamaah yang sering menghadirkan Ustadz dari luar negeri ini mengatakan, tidak ada kotbah politik yang dikemukakan oleh para ustadz tersebut kecuali mengajak orang menuju jalan keselamatan. "Bukan kebencian tapi kasihanilah orang-orang musrik dan mereka yang tidak sholat karena kelak akan diazab Allah," kata pria berjenggot dengan jubah panjang itu. Untuk itu para ustadz tersebut selalu mengajak kepada jalan Islam dengan cara yang ramah dan lembut serta selalu bersilaturahmi dengan berbagai masyarakat. Hal senada diungkapkan oleh Sharif (26), warga Cililitan yang saat ini mengikuti pelatihan di Masjid Kebon Jeruk. Ia mengatakan bahwa tak ada kampanye politik dalam ajaran-ajaran yang diberikan, yang ada penggemblengan diri untuk memperkuat keimanan. Menurut Ibnu Abdilah (26) bahkan diajarkan untuk selalu menyapa dan tersenyum kepada siapa aja. "Meskipun kepada para penjahat kami harus mengusahakan untuk mampu bertegur sapa dan salam," kata Guru Bahasa Inggris di salah satu sekolah dasar di Bandung itu. Sugiyono (33), warga magelang yang bekerja di TNI ini menyatakan hal yang sama tentang tema-tema yang diusung para ustadz tersebut. Junaedi (32), yang pernah kuliah di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan sedang dalam masa penggemblengan di Masjid Kebon Jeruk, mengatakan setelah mendengar nasihat-nasihat yang diberikan para ustadz tersebut ia tidak lagi menyukai politik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006