Jakarta (ANTARA) -
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa transmisi penularan penyakit cacar monyet (Monkeypox) bukan lagi berasal dari hewan ke manusia melainkan antarmanusia.

"Penularan dari manusia ke manusia bukan dari hewan ke manusia," kata Ketua PDHI DKI Jakarta drh Maria Theresia Widiastuti saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Ia mengakui bahwa awal penularan penyakit cacar monyet atau yang saat ini disebut Mpox berasal dari hewan ke manusia melalui cakaran maupun gigitan monyet, tupai, atau tikus.

Namun, kata dia, dalam perjalanannya transmisi penyakit cacar monyet tersebut menjadi dari manusia ke manusia.

"Awal Mpox memang dari hewan ke manusia seperti monyet, tupai, tikus, lewat cakaran dan gigitan. Dalam perjalanannya penyakit ini menjadi dari manusia ke manusia,"ujarnya.


Baca juga: Epidemiolog imbau masyarakat jangan panik sikapi kasus cacar monyet

Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan terdapat lagi satu warga Indonesia terkonfirmasi Monkeypox, terdeteksi di Jakarta pada 14 Oktober 2023. Pasien tersebut terkonfirmasi setelah melalui serangkaian tes dan dipastikan merupakan warga DKI Jakarta.

Kemenkes memastikan bahwa kasus tersebut merupakan transmisi lokal karena penderita tidak memiliki riwayat bepergian dari luar negeri.

Dengan temuan kasus baru tersebut, maka saat ini terdapat dua kasus cacar monyet di Indonesia setelah kali pertama ditemukan pada 20 Agustus 2022.

Secara umum, jumlah kasus terkonfirmasi cacar monyet di seluruh dunia mencapai 90.618 kasus dengan angka kematian mencapai 517 kasus dari 115 negara.​​​​​​​

Baca juga: DKI telusuri kontak erat pasien terkonfirmasi cacar monyet
Baca juga: Kemenkes: Satu kasus cacar monyet di Jakarta merupakan transmisi lokal

Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023