Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, bersama TNI-Polri serta lapisan elemen melakukan penandatanganan deklarasi damai yang digelar Mapolda Malut, di Kota Ternate, untuk mencegah terjadinya konflik antar kelompok di daerah itu.

"Kami sudah sampaikan kepada para paguyuban yang berada Halmahera Tengah, untuk menyampaikan kepada warganya, saat berada di Halmahera Tengah untuk bersama-sama menjaga keamanan, sehingga terciptanya Halmahera Tengah yang kondusif,"kata Sekretaris Daerah Kabupaten Halmahera Tengah, Yanto M Asri, di Ternate, Maluku Utara, Rabu.

Baca juga: Halmahera Tengah dan Ternate fokus tangani sampah kawasan pertambangan

Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan mengantisipasi konflik antar kelompok maupun suku yang sering kali terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah, khususnya di wilayah pertambangan pada beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, selama ini Kabupaten Halmahera Tengah dengan kondusif, namun kehadiran pertambangan di wilayah itu, dan banyaknya pekerja baik dari wilayah lokal dari provinsi lain di Indonesia.

Baca juga: Diduga cemari sungai, aktivitas tambang Halmahera diminta dievaluasi

"Sering kali terjadi tawuran antar kelompok bahkan membawa nama daerah maupun suku, sehingga konflik tersebut meluas," kata dia.

Oleh karena itu, kata dia, dengan adanya penandatanganan deklarasi damai ini tujuannya untuk menciptakan Kabupaten Halmahera Tengah yang aman dengan kondusif, sehingga masyarakat yang datang ke daerah itu, merasa nyaman.

"Hari ini kami melakukan deklarasi damai dengan melibatkan TNI dan Polri serta seluruh paguyuban dan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda baik di Kabupaten Halmahera Tengah maupun provinsi ini," ujarnya.

Baca juga: Polisi ungkap kasus mafia tanah di Halmahera Tengah

Sementara itu, Kepala Polres Halmahera Tengah, AKBP Faidil Zikri, menyatakan, konflik antar suku seperti warga suku Makian-Kayoa dengan warga suku Sulawesi Utara, pada beberapa waktu lalu telah selesai, dan para pelaku sudah ditahan. 

"Sering kali terjadi konflik tersebut, diduga penyebabnya adalah minuman keras, sehingga kami dengan TNI dan Pemkab Halteng intens melakukan patroli dan razia untuk menciptakan Halmahera Tengah aman, apalagi menjelang Pemili 2024 mendatang," kata dia.

Ia menambahkan, saat ini polisi bentuk telah memprogramkan Halo Babinkamtibmas dan Babinsa setiap wilayah, sehingga tujuannya untuk memudahkan masyarakat untuk melaporkan kejadian ke petugas keamanan melalui nomor handphone yang disebarkan.
 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023