"Menampilkan aspirasi boleh, itu kan demokrasi. Demo juga boleh tapi sesuai aturan, jangan sampai menimbulkan anarki, merusak. Saya sebagai gubernur berharap jangan mau diadu domba dengan urusan politik,"
Makassar (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin bersama Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memperkuat sinergi dan kolaborasi sebagai upaya mencegah potensi kerawanan Pemilu serentak 2024.

"Menampilkan aspirasi boleh, itu kan demokrasi. Demo juga boleh tapi sesuai aturan, jangan sampai menimbulkan anarki, merusak. Saya sebagai gubernur berharap jangan mau diadu domba dengan urusan politik," papar Bahtiar di Rujab Gubernur Jalan Sungai Tangka Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

Menurutnya, setiap kontestasi politik di berbagai daerah punya potensi konflik termasuk Kota Makassar juga sebagai daerah yang rawan terjadi konflik sehingga perlu upaya kolaborasi antara pemerintah kota dan provinsi untuk melakukan pencegahan dini.

Oleh karena itu, Bahtiar mengimbau kepada seluruh masyarakat Sulsel agar bijak dalam menerima dan mengolah informasi di tahun politik serta tidak mudah termakan hoaks atau berita tidak benar.

"Belajar dari lalu-lalu, yang bertanding rangkul-rangkulan, bagi-bagi kekuasaan politiknya, tapi yang di bawah malah ribut. Masyarakat harus pintar politik, jangan mau diadu domba yang rugi rakyat sendiri," tuturnya menegaskan.

Sementara itu, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto tidak menampik jika Makassar selalu mendapat label merah atau zona rawan konflik setiap kontestasi politik.

"Pengalaman memang selalu di awal disampaikan kita rawan, bahkan merah. Tapi selalu dibuktikan bahwa Makassar itu hijau. Baik Pilpres, Wali kota, bahkan Pileg," kata pria ini akrab disapa Danny Pomanto.

Status zona rawan konflik di awal, menurut Danny sebagai pemicu untuk melakukan mitigasi agar tidak terjadi konflik yang dikhawatirkan. Sehingga perlu kerja keras dan bersama-sama melaksanakan pencegahan.

Selain itu, beberapa strategi akan dilakukan yaitu dengan meminta ASN untuk membantu penyelenggaraan pesta demokrasi dengan baik salah satunya menjaga wilayah. Kondusifitas wilayah, kata dia, berada di tingkat RT/RW dan seluruh struktur sosial masyarakat.

"Pelibatan masyarakat ini yang akan menimbulkan sebuah resiliensi seperti yang pak gubernur tadi sampaikan bahwa ini seperti pertandingan bola tidak usah masukkan ke hati. Kecerdasan inilah sementara kita bangun dengan ruang-ruang yang cerdas agar membuat masyarakat resilient. Kita boleh berbeda tapi kita tetap saudara," katanya.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023