MeMo dapat beroperasi di lahan sawah dengan otomatis sehingga pengguna dapat lebih diuntungkan
Yogyakarta (ANTARA) - Sejumlah mahasiswa lintas fakultas dari Universitas Gadja Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan alat pengusir hama burung pipit otomatis berbahan limbah plastik residu bernama "MeMo" atau Memedi Modern.

"MeMo dapat beroperasi di lahan sawah dengan otomatis sehingga pengguna dapat lebih diuntungkan," ujar Mahasiswa Teknik Pertanian UGM Hanif Nur Wahid dalam keterangan resmi humas UGM di Yogyakarta, Rabu.

Baca juga: Mahasiswa Rusia kunjungi Kampung Iklim Tanah Abang

Hanif mengatakan ide pembuatan MeMo berawal dari keresahan Kelompok Tani Sari Makmur Sengir, Sumberharjo, Prambanan, Sleman, DIY dengan serangan burung pipit di lahan persawahan mereka sehingga mengancam produktivitas padi.

Namun, untuk menekan serangan burung pipit, mereka masih menggunakan cara konvensional menggunakan jaring yang disebar di atas lahan persawahan.

"Upaya pengusiran burung dengan cara tersebut tidak sesuai dengan prinsip 'integrated pest management' karena mengakibatkan burung pipit yang terjebak di jaring akan mati. Oleh karena itu, kami menciptakan alat inovatif dan efektif yakni MeMo," ujar dia.

Hanif menjelaskan MeMo memiliki kepanjangan kata dalam Bahasa Jawa yakni "Memedi Modern" sehingga memiliki arti alat penakut hama burung pipit yang disajikan dengan hal-hal modern.

Hanif menjelaskan MeMo dibuat dari limbah plastik kering yang melalui proses pemanasan lalu dibentuk menggunakan cetakan sehingga sekaligus dapat mengurangi permasalahan sampah secara perlahan.

Baca juga: Tim mahasiswa Unnes bikin game pemberantasan korupsi

Dia menjelaskan MeMo dibuat dengan sumber tenaga yang berasal dari panel surya dengan spesifikasi 100 WP untuk mengisi baterai.

Baterai yang digunakan memiliki jenis arus yang searah (DC) sehingga perlu diubah arusnya menjadi arus bolak-balik (AC) dengan menggunakan komponen inverter agar dapat digunakan untuk "speaker" ultrasonik.

MeMo juga terintegrasi dengan sensor PIR yang bekerja dengan prinsip seperti saklar untuk mendeteksi objek yang berada di dekat MeMo, dalam hal ini adalah burung pipit.

"Sensor PIR juga digunakan untuk menghemat penggunaan energi sehingga 'speaker' ultrasonik akan menyala jika dan hanya jika terdapat objek di depan sensor PIR," jelas Hanif.

Alat modern pengusir hama tersebut dibuat oleh Hanif Nur Wahid (Teknik Pertanian), Hanif Riadi (Teknik Nuklir), Azkal Anas Ilmawan (Teknik Nuklir), Devi Fitriana (Teknik Elektro), Adinda Putri Romadhon (Teknologi Informasi), di bawah bimbingan Andri Prima Nugroho, S.TP, M.Sc, Ph.D.

Suharno, mitra pengguna MeMo dari Kelompok Tani Sari Makmur Sengir menyebut MeMo memiliki desain yang elegan dan material yang tahan terhadap cuaca panas maupun hujan serta terbukti ampuh dalam mengusir burung pipit.

"Harapannya MeMo bisa terus dikembangkan agar kedepannya memiliki jangkauan pengusiran hama yang cukup luas sehingga dapat diterapkan dalam skala besar," ucap Suharno.

Baca juga: Mahasiswa Ubaya buat karya peringati Bulan Kesadaran Kanker Payudara

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023