RW 06 dapat dijadikan contoh di tingkat internasional
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak sembilan orang delegasi RUDN University of Russia mengunjungi Program Kampung Iklim (Proklim) di RW 06, Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Asekbang) Setko Administrasi Jakarta Pusat Bakwan Ferizan Ginting dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu menyebutkan, mereka datang ke Indonesia melalui Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta untuk melakukan kunjungan lapangan sekaligus penelitian terkait masalah iklim.
 
"RW 06 dapat dijadikan contoh di tingkat internasional karena di sini warganya secara penuh kesadaran melakukan dan menciptakan wilayahnya tangguh terhadap iklim," kata Ginting.

Kedatangan mereka juga disambut langsung oleh Camat Tanah Abang Dicky Suherlah dan Lurah Kebon Melati Ikhsan Kamil.

Ikhsan mengungkapkan, ia merasa senang wilayahnya dikunjungi oleh delegasi Rusia karena telah menjadi daya tarik bagi warga negara asing untuk mempelajari inovasi-inovasi yang ada di Kelurahan Kebon Melati.

Baca juga: DKI miliki 251 Proklim sebagai adaptasi dampak perubahan iklim

"Kami paparkan bagaimana kami bisa mengikuti lomba proklim dan menang karena di sini ada pengelolaan air, masyarakat aktif merawat lingkungan dari berbagai aspek yaitu kesehatan, olahraga, pendidikan, dan ada lokasi-lokasi memungkinkan masyarakat untuk interaksi di area hijau dan bersih,” ucapnya.
 
Ia berharap kunjungan ini dapat menjadikan Kelurahan Kebon Melati semakin dikenal oleh warga negara asing maupun Indonesia dan juga pihaknya terbuka untuk kunjungan-kunjungan selanjutnya.

Ekoenzim
Deputi Direktur untuk Hubungan Internasional RUDN University of Russia Anna Porkova mengaku sangat kagum dengan suasana dan kondisi Proklim di RW 06.

Menurutnya, iklim Indonesia dan Rusia memiliki perbedaan alam dan hasil alam, sehingga delegasi menemui banyak buah-buahan maupun jenis pohon yang tidak ada di Rusia.

“Kami sangat kagum banyak buah dan pohon yang tidak pernah kami tahu seumur hidup, kami baru melihatnya di sini," kata Anna.

Baca juga: Adaptasi perubahan iklim dengan 20 ribu proklim

Selain itu, Anna juga tertarik dengan ekoenzim dan pihaknya akan mencari informasi lebih banyak.

Ekoenzim adalah hasil fermentasi limbah organik dapur menjadi bahan yang mempunyai banyak manfaat untuk alam dan manusia.

Manfaat ekoenzim untuk pertanian adalah sebagai filter udara, herbisida dan pestisida alami, filter air, pupuk alami untuk tanaman dan dapat menurunkan efek rumah kaca.
 
Bahkan, bila memungkinkan, pihaknya akan melakukan penelitian lanjutan untuk dikembangkan.

"Kami juga melihat langsung pengolahan daur ulang sampah menjadi ekoenzim. Ini luar biasa sekali komitmen warga dalam upaya menanggulangi perubahan iklim,” katanya.

Baca juga: Pejabat KLHK: ProKlim sudah dijalankan di sekitar enam ribu lokasi

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023