Ini adalah upaya pengurangan energi fosil menjadi energi baru terbarukan.
Padang (ANTARA) - General Manager (GM) PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Induk Distribusi (UID) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Eric Rossi Priyo Nugroho mengatakan dua pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) siap beroperasi di akhir 2023 untuk menggantikan energi fosil.

"Di akhir 2023 ini akan ada dua PLTS dengan totalnya 75 kilowatt untuk Desa Sigapokna Betumonga, Kabupaten Kepulauan Mentawai," kata Eric Rossi Priyo Nugroho, di Padang, Kamis.

Kemudian pada 2025 total terdapat 6,3 megawatt PLTS yang akan beroperasi di Provinsi Sumbar. Hal tersebut merupakan komitmen PLN dalam menggantikan PLTD yang ada di Tuapejat, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

"Ini adalah upaya pengurangan energi fosil menjadi energi baru terbarukan," kata dia lagi.

Selain itu, PLN UID Sumbar juga terus memaksimalkan pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan kapasitas di bawah 10 megawatt (MW), sebab, potensi sungai di wilayah Provinsi Sumbar tergolong besar.

Secara umum penggunaan energi baru terbarukan PLN di Ranah Minang sudah mencapai 49 persen. Sementara, sisanya 51 persen masih menggunakan energi fosil. Meskipun bauran energi baru terbarukan sudah tergolong besar, PLN akan terus berkomitmen beralih ke energi hijau.

Pihaknya berharap Sumbar bisa berkontribusi secara nasional dengan penggunaan energi baru terbarukan di atas 50 persen pada 2025. Dengan kata lain, target nasional yang ditetapkan sebesar 23 persen dalam rencana umum energi nasional (RUEN) dapat terwujud.

Terkait net zero emission pada 2060, Eric mengatakan PLN sebagai operator kelistrikan memiliki tanggung jawab untuk menurunkan kadar karbon tersebut.

Beberapa kebijakan yang dilakukan perusahaan di bawah naungan Kementerian BUMN tersebut ialah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang selanjutnya beralih tenaga hidrogen.

Termasuk opsi lain menambahkan tenaga biomassa sebagai pengganti batu bara dan lainnya. Hal tersebut merupakan upaya dari PLN UID Sumbar agar energi hijau masa depan dapat segera terealisasi.

Akan tetapi, ia menegaskan opsi-opsi tersebut tidak serta-merta atau langsung mematikan PLTD, atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang ada di Sumbar. Namun, secara bertahap penggunaan energi fosil mulai dikurangi.
Baca juga: BRIN sebut 2030 akan jadi titik balik energi baru terbarukan Indonesia
Baca juga: Sumbar terus maksimalkan implementasi energi baru terbarukan


Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023