"Ayam seperti halnya manusia, dianggap hanya merupakan korban," kata wakil ketua Komnas Flu Burung drh. Tri Satya P Naipospos Phd.
Jakarta (ANTARA News) - Ada kemiripan kesimpulan dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan oleh pakar IPB, UGM, Unair, Unud dan Balai Penelitian Veteriner yang mengarah bahwa unggas air seperti itik, bebek dan angsa perlu lebih diwaspadai dibanding ayam sebagai pembawa virus Avian Influenza (AI) atau flu burung. "Ada indikasi ke unggas air daripada ke jenis ayam sebagai reservoir (pembawa virus) yang perlu diwaspadai," kata Wakil Ketua Komisi Nasional Flu Burung, drh Tri Satya P Naipospos Phd dalam Dialog Nasional PHDI di Jakarta, Selasa. Itik, bebek atau angsa perlu lebih diwaspadai karena meski terkena virus AI, unggas air itu tak memperlihatkan gejala, seperti halnya ayam, selain itu, lanjutnya, unggas air ini lebih bebas hidupnya dan bermobilitas lebih tinggi, ujarnya. Ia menegaskan, sejauh ini tidak ada lompatan virus yang berasal dari itik atau jenis unggas air lainnya yang langsung ke manusia, namun sebagai perantara, unggas air terindikasi menjadi penular virus lebih dulu ke ayam, baru kemudian ke manusia serta lebih berperan dalam penyebarannya. Di Vietnam, ujarnya, mengacu pada hasil penelitian bahwa di daerah-daerah itik terkonsentrasi terkait musim panen padi, di situlah terjadi kasus-kasus flu burung, membuat itik lebih banyak diberantas daripada ayam. "Ayam seperti halnya manusia, dianggap hanya merupakan korban," katanya. Dari hasil analisa phylogenetik, lanjut dia, dapat dinyatakan bahwa seluruh virus H5N1 baik dari Indonesia dan Vietnam berasal dari satu kali introduksi, dan sangat mungkin dari unggas domestik di China selatan. Selanjutnya, endemisitas dari virus yang berlangsung terus menghasilkan pembentukan kelompok geografis berbeda untuk masing-masing sublineage Indonesia dan Vietnam H5N1 secara persisten juga hidup di tempat kelahirannya di China selatan, untuk selama hampir 10 tahun dan secara berulang diintrodusir ke negara tetangga seperti Vietnam dan juga negara yang jauh seperti Indonesia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006