Korban pembantaian merupakan masyarakat sipil biasa yang setiap hari hidupnya tergantung dari hasil mendulang emas, dan bukan prajurit intelijen TNI yang menyamar menjadi pendulang
Jayapura (ANTARA) - Kaskogabwilhan III Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak menegaskan para pendulang emas yang menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, bukan anggota TNI.

Korban pembantaian merupakan masyarakat sipil biasa yang setiap hari hidupnya tergantung dari hasil mendulang emas, dan bukan prajurit intelijen TNI yang menyamar menjadi pendulang.

“Para korban murni masyarakat sipil, tidak ada dari TNI maupun Polri, seperti yang diungkap Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), karena itu lagu lama yang selalu menyatakan bila yang menjadi korban adalah mata-mata atau intelijen TNI maupun Polri,” kata Kaskogabwilhan III Marsma TNI Deni Hasoloan Simanjuntak dalam siaran persnya, di Jayapura, Papua, Jumat.

Diakui, aksi yang dilakukan KKB terhadap pendulang emas di Kali I, Kampung Mosom Duba, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, sangat brutal.

Kogabwilhan III mengecam atas tindakan kebrutalan yang dilakukan KKB, Senin (16/10) karena telah membuat rasa takut di masyarakat.

“Tindakan kelompok separatis tidak ubahnya seperti teroris yang membuat keamanan dan stabilitas wilayah terganggu,"katanya.

Tercatat 52 orang yang dievakuasi termasuk tujuh orang pendulang yang tewas akibat ditembak KKB.

Baca juga: Kasatgas Humas: 23 korban penyerangan KKB dievakuasi ke Timika
Baca juga: KKB serang pekerja proyek pembangunan puskesmas di Kabupaten Puncak
Baca juga: Kapolda Papua: Proses evakuasi pendulang di Seradala terus dilakukan

 

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023