Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar naik tipis di perdagangan Asia, Selasa, setelah merosot di New York menyusul laporan manufaktur mengecewakan yang menunjukkan pelemahan dalam perekonomian terbesar di dunia itu.

Greenback turun di bawah 100 yen untuk pertama kalinya dalam hampir sebulan pada Senin (3/6) ketika indeks pembelian manajer (PMI) dari ISM untuk Mei menunjukkan kontraksi.

Pasar sedang menunggu data lapangan pekerjaan AS pekan ini untuk petunjuk lebih lanjut tentang ekonomi negara itu, faktor penting yang bisa menjelaskan apakah Federal Reserve AS akan menarik kembali program pembelian aset bulanannya, yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (QE), dalam waktu dekat.

Dalam perdagangan sore di Tokyo, dolar diambil 99,80 yen, terhadap 99,52 yen di New York pada Senin sore, meskipun itu turun jauh dari tingkat sekitar 100,46 yen di Asia pada Senin pagi.

Yuji Saito, direktur valuta asing di Credit Agricole, mengatakan pasar akan terus memantau pidato pada Rabu oleh Perdana Menteri Jepang

Shinzo Abe tentang strategi pertumbuhan pemerintah.

Investor "akan mengamati untuk melihat apakah ada sesuatu yang akan membangkitkan pasar saham Jepang," katanya kepada Dow Jones Newswires.

Pergerakan dalam perdagangan dolar-yen dan pasar saham Tokyo saling terkait erat karena nilai mata uang secara langsung mempengaruhi profitabilitas pengekspor Jepang.

Para pejabat Jepang, Selasa, mengesampingkan volatilitas yen, yang telah terlihat jatuh dari 80 terhadap dolar pada November menjadi 103 pada bulan lalu.

"Yen telah dengan cepat melemah dari tingkat tinggi," Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan pada konferensi pers reguler.

"Itu wajar bagi pasar untuk menyesuaikan diri."

Euro dibeli 1,3060 dolar dan 130,31 yen dari 1,3076 dolar dan 130,13 yen di perdagangan AS, dengan mata uang tunggal didukung oleh data manufaktur Mei yang menunjukkan sedikit perbaikan dari April, sejalan dengan data ekonomi lainnya baru-baru ini.

"Euro tidak dirugikan oleh beberapa revisi naik moderat untuk data manufaktur," kata National Australia Bank.

Bank Sentral Eropa (ECB), yang mengadakan pertemuan kebijakan akhir pekan ini, menurunkan suku bunga pada bulan lalu dalam upaya untuk merangsang zona euro yang dilanda resesi ekonomi.

Dolar sebagian besar lebih rendah terhadap mata uang Asia-Pasifik pada Selasa.

Unit AS merosot menjadi 1,2523 dolar Singapura dari 1,2592 dolar Singapura pada Senin sore, menjadi 29,91 dolar Taiwan dari

29,94 dolar Taiwan, menjadi 1.122,20 won Korea Selatan dari 1.127,55 won dan menjadi 41,93 peso Filipina dari 42,22 peso.

Greenback juga melemah menjadi 9.798 rupiah Indonesia dari 9.895 rupiah dan menjadi 30,41 baht Thailand dari 30,45 baht, sementara itu menguat menjadi 56,61 rupee India dari 56,44 rupee.

Dolar Australia naik menjadi 97,22 sen AS dari 96,28 sen, sementara yuan China merosot menjadi 16,25 yen dari 16,38 yen, demikian AFP.

(A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013