China akan lebih sering  berkoordinasi dengan Mesir dan negara-negara Arab lainnya untuk secepatnya mengupayakan solusi yang menyeluruh, adil dan langgeng dalam masalah Palestina
Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping menegaskan prioritas utama China dalam konflik Palestina dan Israel saat ini adalah menghentikan pertempuran secepatnya.

"Presiden Xi menyatakan prinsip China mengenai situasi Palestina-Israel saat ini, yaitu menghentikan pertempuran secepatnya," kata Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan tertulis yang diterima Antara di Beijing, China, pada Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Presiden China Xi Jinping saat bertemu dengan Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly yang datang ke Beijing guna menghadiri Belt and Road Forum for International Cooperation (BRF). Pertemuan itu dilakukan pada Kamis (19/10).

"Untuk mencegah konflik menyebar atau bahkan lepas kendali dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang akut," sambung Xi.

Xi menyebutkan jalan keluar fundamental dari konflik Palestina-Israel yang terus berulang adalah menerapkan solusi dua negara.

"Mendirikan negara Palestina merdeka dan membuat hidup berdampingan secara damai antara Palestina dan Israel," tulis Xi dalam pernyataan tertulis itu.

China juga memuji peran penting Mesir dalam meredakan situasi dan mendukung upaya Mesir dalam  membuka jalur bantuan kemanusiaan.

Baca juga: ASEAN desak penghentian segera konflik Israel-Palestina

"China akan lebih sering  berkoordinasi dengan Mesir dan negara-negara Arab lainnya untuk secepatnya mengupayakan solusi yang menyeluruh, adil dan langgeng dalam masalah Palestina," papar Xi Jinping.

Dalam pertemuan itu, PM Madbouly menyatakan Mesir dan negara-negara Arab lainnya sangat menghargai sikap konsisten dan adil China dalam persoalan Palestina.

Dia mengharapkan China memainkan peran yang lebih besar dalam menyelesaikan krisis saat ini.

Konflik terkini di Timur Tengah dipicu pertempuran antara Israel dan Hamas yang dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas menembakkan roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas menyebut serangannya itu sebagai balasan atas serbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan kekerasan yang meningkat terhadap warga Palestina oleh pemukim Israel.

Militer Israel kemudian membalas dengan meluncurkan "Operasi Pedang Besi" di Jalur Gaza dan memblokade penuh kawasan itu sehingga masyarakat setempat tidak mendapatkan akses listrik dan air, sementara air, makanan, bahan bakar, dan pasokan medis hampir habis.

Lebih dari 1.400 warga Israel  terbunuh sejak dimulainya operasi Hamas, sementara sedikitnya 3.478 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza.

Baca juga: Kolombia akan buka kedutaan di Palestina

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023