Brussels (ANTARA News) - Negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sepakat akan memperkuat pertahanan dunia maya organisasi itu.

Tahun lalu NATO menangani lebih 2.500 "kasus serius" terkait serangan-serangan dunia maya terhadap sistemnya, kata Ketua NATO Anders Fogh Rasmussen.

Rasmussen mengemukakan hal itu  pada pertemuan untuk mengaji ulang pertahanan dunia maya.  Pertemuan tersebut adalah  yang diadakan pertama kali oleh NATO.

Reuters menyebutkan pertemuan itu menunjukkan betapa isu tersebut telah meningkat menjadi agenda penting keamanan NATO.

"Kita semua terkoneksi erat, maka satu serangan terhadap satu sekutu, jika tidak diatasi dengan cepat dan efektif, dapat mengganggu kita semua ... Dengan bekerja sama kami memperkuat jejaring," kata Rasmussen dalam jumpa pers.

Pentagon menuding China tahun lalu menggunakan mata-mata dunia maya untuk memodernisasi militernya, yang dibantah Beijing.

Harian the Washington Post melaporkan pekan lalu bahwa para peretas China telah mendapat akses atas desain-desain dari lebih 20 sistem senjata utama Amerika Serikat.

Para menteri pertahanan dari 28 sekutu itu setuju bahwa kemampuan pertahanan dunia maya akan beroperasi penuh pada Oktober.

Saat itu NATO telah memberlakukan perlindungan atas semua jejaring komputer mereka.

Mereka juga sepakat untuk membentuk tim-tim reaksi cepat membantu melindungi sistem-sistem NATO sendiri.

Tapi ada perbedaan pendapat tentang cara aliansi itu harus merespons permintaan-permintaan bantuan dari para anggotanya yang mendapat serangan dunia maya.

Negara-negara lebih kecil dengan sumber-sumber terbatas berkeinginan memanfaatkan kapabilitas pertahanan dunia maya NATO dan Rasmussen yakin NATO hendaknya memiliki kapasitas untuk membantu.

Namun para anggota lebih besar seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis dan Jerman tidak sepakat.

Mereka telah menghabiskan dana besar untuk pertahanan dunia maya di dalam negeri, mereka enggan mengucurkan uang untuk kegiatan-kegiatan NATO yang akan menguntungkan lain-lain.

Estonia menyalahkan serangan elektronik dilakukan oleh Rusia. Insiden itu mendorong NATO meninjau ulang kesiapannya membela diri melawan perang dunia maya.

(Uu.M016/C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013