Washington (ANTARA) - Serangan kelompok militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang bertujuan untuk mengganggu potensi normalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi yang diinginkan oleh Riyadh, kata Presiden AS Joe Biden, Jumat.

Biden menyebut Saudi ingin mengakui Israel, dalam komentarnya yang diberikan di acara penggalangan dana kampanye.

Arab Saudi, kekuatan besar Timur Tengah dan memiliki dua tempat suci Islam, memberikan persetujuan bagi tetangga di kawasan Teluk, Uni Emirat Arab dan Bahrain untuk menjalin hubungan dengan Israel pada 2020 di bawah pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Riyadh belum menjalin hubungan serupa, dengan alasan pembentukan negara Palestina harus dibicarakan terlebih dahulu.

"Salah satu alasan serangan Hamas ke Israel.. karena mereka tahu saya akan berbicara dengan Saudi," kata Biden.

"Dan coba tebak? Saudi ingin mengakui Israel," kata Biden.

Potensi normalisasi hubungan dengan Arab Saudi dan negara Arab lainnya merupakan prioritas utama bagi Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam  kunjungannya ke Riyadh pada Juni, meski ia mengakui tidak ada kemajuan yang diharapkan dalam waktu dekat.

Blinken mengatakan pada Reuters pada 8 Oktober bahwa "tidak mengejutkan bahwa sebagian motivasi dari serangan itu mungkin adalah upaya mengganggu terjalinnya hubungan Arab Saudi dan Israel".

Biden dalam acara televisi 60 Minutes di CBS yang disiarkan pada Minggu mengatakan prospek normalisasi "masih dilakukan, namun akan butuh waktu lebih lama".

Israel membalas serangan 7 Oktober dengan menghujani Gaza dengan serangan udara yang menewaskan lebih dari 4.000 orang, dan mengatakan akan membebaskan sandera yang ditahan militan Hamas sekaligus memusnahkan kelompok itu.

Sumber: Reuters
Baca juga: Biden bungkam saat ditanya apakah Israel melanggar hukum perang
Baca juga: Pejabat AS mundur, kecewa dengan cara Biden tangani Israel-Palestina
Baca juga: Biden: AS akan tetap jadi mitra Timur Tengah

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023