Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Jumat sore melanjutkan penguatan ke posisi Rp9.787 per dolar AS menyusul lemahnya beberapa data ekonomi AS.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 113 poin menjadi Rp9.787 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.900 per dolar AS.

"Rupiah mempertahankan penguatan terhadap dolar AS, penguatan mata uang domestik terjadi seiring aksi jual dolar AS akibat kekhawatiran investor terhadap data tenaga kerja AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Ia mengemukakan kekhawatiran muncul setelah data klaim pengangguran AS dirilis diluar perkiraan. Jumlah klaim pengangguran AS yang dirilis sebesar 346.000 sementara perkiraan sebesar 345.000.

Kondisi itu, menurut dia, akan membuat Federal Reserve AS (the Fed) kemungkinan belum akan mengurangi stimulus moneter dalam waktu dekat ini.

"Serangkaian petinggi the Fed telah mengisyaratkan keinginannya untuk mengurangi stimulus jika kondisi sektor tenaga kerja terus membaik. Namun, data tenaga kerja AS menunjukan masih rapuh," katanya.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan penguatan rupiah juga tidak lepas dari intervensi Bank Indonesia (BI) terhadap mata uang di pasar domestik.

Menurut dia, cadangan devisa Indonesia yang cukup besar senilai 107,269 miliar dolar AS per April itu membuat kemudahan bagi BI untuk melakukan intervensi.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini, tercatat mata uang rupiah bergerak menguat tipis menjadi Rp9.790 dibanding sebelumnya (5/6) di posisi Rp9.807 per dolar AS.
(KR-ZMF/N002)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013