New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street beragam pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) seiring turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan investor mengalihkan fokus ke kinerja emiten dan data ekonomi pekan ini.

Indeks S&P 500 turun 7,12 poin atau 0,17 persen ke 4.217,04, Indeks Komposit Nasdaq menguat 34,52poin atau 0,27 persen ke 13.018,33, dan Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 190,87 poin atau 0,58 persen ke 32.936,41.

"Ceritanya masih seputar suku bunga dan sampai batas tertentu beralih dari 'lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama' menjadi 'seberapa tinggi untuk berapa lama lagi'?," kata Senior Vice President Wealthspire Advisors Oliver Pursche di New York.

Menurut Pursche, pelaku pasar telah menerima gagasan bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

"The Fed ingin memperlambat inflasi dengan laju yang lebih cepat daripada memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan mereka melakukannya. Itulah definisi klasik dari "soft landing"," ujar Pursche.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, sektor jasa komunikasi mencatatkan kenaikan tertinggi, sedangkan sektor energi mengalami penurunan terbesar.

Saham Walgreens Boots Alliance meningkat 3,3 persen setelah J.P Morga menaikkan peringkat operator jaringan farmasi itu menjadi "overweight" dari "neutral".

Saham Chevron anjlok 3,7 persen setelah perusahaan menyatakan akan membeli saingannya yang lebih kecil Hess Corp melalui kesepakatan pembelian seluruh saham senilai 53 miliar dolar AS. Saham Hess turun 1,1 persen. Sementara saham perusahaan sains pertanian FMC turun 13,2 persen setelah menurunkan proyeksi kinerja kuartal ketiga.

Hampir sepertiga dari perusahaan-perusahaan di S&P 500 akan melaporkan kinerja kuartal ketiga pada pekan ini, termasuk saham-saham megacap seperti Microsoft Corp, Alphabet Inc, Meta Platforms Inc dan Amazon.com, serta saham-saham industri besar seperti General Motors Co, Ford Motor Co dan Boeing Co.

"Dengan hampir sepertiga laporan S&P minggu ini, investor berharap "magnificent seven" itu akan memberikan kejutan positif," kata Kepala Strategis Investasi CFA Research Sam Stovall di New York.

Sejauh ini, sebanyak 86 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerjanya di mana 78 persen melampaui ekspektasi, berdasarkan data LSEG.

Analis memperkirakan laba perusahaan S&P 500 secara agregat untuk periode Juli-September tumbuh 1,2 persen (yoy), di bawah proyeksi pada awal bulan 1,6 persen.

Departemen Perdagangan AS pada Kamis (26/10) akan mengumumkan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal ketiga yang kelihatannya akan mencapai 4,3 persen. Sementara, laporan Pengeluaran Konsumsi Personal (PCE) yang akan dirilis pada Jumat (27/10) diperkirakan akan menunjukkan inflasi tahunan dan inflasi inti masing-masing turun menjadi 3,4 persen dan 3,7 persen.

Gejolak geopolitik juga menjadi perhatian di mana pelaku pasar mencari potensi tanda-tanda apakah konflik Israel-Hamas bisa meluas atau meningkat.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 10,8 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,67 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 2,1 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 2,04 : 1.

S&P 500 mencatatkan satu titi tertinggi baru dalam 52 minggu dan 58 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 14 titik tertinggi baru dan 514 titik terendah baru.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023