Roma (ANTARA News) - Pemain belakang Italia Giuseppe Materazzi mengaku melecehkan adik perempuan Zinedine Zidane, tapi bukan ibunya, saat sebelum dadanya ditanduk oleh pemain Perancis tersebut pada final Piala Dunia Minggu. Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Corriere della Sera, Kamis, sebuah harian terkemuka di Italia, Materazzi juga mengatakan, Zidane sangat pantas menerima penghargaan Bola Emas FIFA sebagai pemain terbaik dari turnamen tersebut. Ketika ditanya apakah Zidane bereaksi seperti itu, karena dipanas-panasi, Matterazzi mengatakan: "Saya tidak mempunyai referensi untuk agama, politik atau rasis." Ditanya apakah dia telah melecehkan ibu dan adik perempuan Zidane, seperti yang dilaporkan, dia mengatakan: "Saya tidak melecehkan ibunya, saya sendiri telah kehilangan ibu saya saat saya berusia 15 tahun, saya tidak pernah melecehkan siapa pun yang berhubungan dengan ibu mereka." Berbicara dalam televisi Perancis pada Rabu, Zidane tidak mempermasalahkan apa yang telah dikatakan Materazzi kepadanya, tapi menyesalkan itu menyinggung adik perempuan dan ibunya. "Ada yang sangat pribadi, mereka melakukannya kepada ibu dan adik saya. Dia mengatakan kata-katanya sangat keras, dan dia ulangi beberapa kali. Anda mendengar sekali, maka anda tidak akan terlalu menanggapi, itu yang saya lakukan. Anda mendengar dua kali, dan tiga kali," katanya. Materazzi menglaim Zidane yang memulai argumen di lapangan. "Berapa banyak orang mengharapkan tandukan Zidane? Saya pikir dia hanya ingin berhadapan muka, dan tidak menanduk saya," katanya. Namun, pemain belakang Italia itu memuji Zidane, dan mengatakan bahwa sang kapten Prerancis itu masih pantas menerima Bola Emas FIFA. "Saya sungguh menghargai Zidane, dia pantas menerima penghargaan FIFA, dia tidak bisa menjadi hakim atas episode tunggal," kata Materazzi. FIFA memutuskan akan melakukan penyelidikan resmi terhadap peristiwa yang terjadi pada menit ke-110 dalam pertandingan final di Berlin. Badan sepakbla dunia itu menjelaskan bahwa keputusan turunnya kartu merah terhadap kapten Perancis itu bukan datang dari tayangan ulang video, namun langsung dari pengamatan petugas keempat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006