Purbalingga (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mulai menginventarisasi jalur evakuasi bencana sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Slamet yang saat ini berstatus Waspada (Level II).

"Kami minta untuk jalur evakuasi di wilayah kecamatan terdekat dengan bencana agar diinventarisasi datanya, selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga Priyo Satmoko di Purbalingga, Selasa.

Ia mengatakan permintaan tersebut telah disampaikan dalam rapat koordinasi yang melibatkan camat dari wilayah terdekat dengan area kaki Gunung Slamet, yakni Kecamatan Karangreja, Bobotsari, Mrebet, Bojongsari, dan Kutasari serta dihadiri perwakilan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Purbalingga, Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga, dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Purbalingga.

Baca juga: Aktivitas Gunung Slamet tidak pengaruhi wisatawan ke Baturraden

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di Kabupaten Pemalang, kata dia, aktivitas vulkanik Gunung Slamet menunjukkan peningkatan secara terus-menerus tanpa ada jeda turun sejak tanggal 13 Oktober 2023.

Oleh karena itu, lanjut dia, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menaikkan tingkat aktivitas vulkanik Gunung Slamet dari Level I (Normal) menjadi Level II (Waspada) sejak tanggal 19 Oktober 2023, pukul 08.00 WIB.

"Sementara tingkatan level ada empat, yakni Normal, Waspada, Siaga, dan Awas. Kami mengimbau masyarakat tidak perlu panik dan tidak terpengaruh dengan info-info yang tidak jelas sumbernya," katanya.

Menurut dia, BPBD selaku kepanjangan tangan pemerintah sebagai satu sumber informasi terkini yang bisa dipertanggungjawabkan, karena didasarkan pada informasi dari PVMBG yang berada di pusat pemantauan.

Terkait dengan hal itu, dia mengimbau kepada masyarakat dan penanggung jawab wisata di Purbalingga untuk tidak beraktivitas dalam radius dua kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet seperti yang direkomendasikan PVMBG.

"Pemerintah daerah juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait, yakni PVMBG atau Pos PGA Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang," kata Priyo.

Baca juga: PVMBG: Peningkatan aktivitas Gunung Slamet belum akibatkan hujan abu

Baca juga: PVMBG rekam 2.096 kali gempa embusan di Gunung Slamet


Berdasarkan laporan aktivitas Gunung Slamet yang dilakukan Pos PGA Slamet pada hari Senin (23/10), pukul 00.00 WIB hingga 24.00 WIB, secara visual gunung api yang berada di Kabupaten Purbalingga, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Banyumas itu terlihat jelas hingga tertutup kabut 0-I.

Selain itu, teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal tinggi sekitar 50 meter dari puncak, cuaca cerah hingga mendung, dan angin lemah hingga kencang ke arah barat.

Sementara untuk pengamatan kegempaan tercatat 1 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 9 milimeter, S-P 4,1 detik, dan lama gempa 12 detik; 1 kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7 milimeter, S-P 15,1 detik, dan lama gempa 38 detik, serta 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-7 milimeter, dominan 2,5 milimeter.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023