Ternate (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku Utara (Malut) akan mengatasi masalah pencemaran Sungai Sagea Bokimaruru sebagai destinasi wisata andalan di Halmahera, dengan membangun kawasan bentang alam karts atau batu gamping di sekitar sungai.

"Setelah terbentuk tim terdiri dari DLH Provinsi Malut dan Kabupaten Halmahera Tengah serta Dinas Kehutanan, namun tim belum menemukan adanya pencemaran berasal dari perusahaan," kata Kadis DLH Malut, Fachruddin Tukuboya di Ternate, Selasa.

Baca juga: Unhas dan BRIN resmikan Pusat Riset Mikroba Karst

Untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut, maka pemerintah daerah melalui Gubernur Malut telah mengajukan permohonan kepada Kementerian ESDM untuk melakukan penyelidikan dan usulan penetapan sebagai KBAK.

Dia mengatakan, menindaklanjuti Surat Gubernur Malut No. 500.10.3.2/ 3047/G tertanggal 22 September 2023, pihak Kementerian ESDM melalui Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan dalam tahun anggaran 2024 akan melakukan penyelidikan KBAK di Kabupaten Halmahera Tengah dan ke depan akan dilanjutkan ke Kabupaten lain yang memiliki potensi KBAK.

Baca juga: BPPD: Tanah ambles Krambilsawit fenomena tanah karts

Oleh sebab itu, kata Fachruddin, sudah tidak ada masalah , karena yang diduga pencemaran akan di ambil alih pihak Kementerian ESDM dan mereka akan melakukan penyelidikan dan siap membantu anggaran pada tahun 2024.

Sebelumnya, DLH Malut menyampaikan hasil uji kualitas air Sungai Sagea Bokimaruru yang diduga akibat adanya aktivitas pertambangan yang beroperasi di sekitar kawasan destinasi wisata itu.

Baca juga: Tentara tanam pohon penghijauan di Gunung Kidul

"Kami gunakan penguji dari PT Analika Balibrasi Laboratorium untuk menguji kondisi air sungai Sagea memenuhi baku mutu dan aman untuk digunakan sesuai fungsinya," katanya.

Menurut dia, pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan dapat disampaikan ke masyarakat terkait dengan kondisi air Sungai Sagea yang saat ini diperdebatkan berbagai kalangan karena diduga terjadi pencemaran limbah industri tambang.

Baca juga: DLH Malut sampaikan uji kualitas air Sungai Sagea

Sesuai hasil uji kualitas air yakni Total Dissolved Solid (TDS) memenuhi baku mutu serta Dissolved Oxygen (DO) tercatat untuk hulu 5,24 mg/1 hilir 5,6 mg dan logam berat parameternya di bawah baku mutu.

Untuk itu, kata Fachruddin, sesuai hasil uji tersebut, maka kondisi air dapat mendukung kehidupan biota di kawasan sungai ini.

Baca juga: Diduga cemari sungai, aktivitas tambang Halmahera diminta dievaluasi

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023