sejak reformasi cenderung mengalami penurunan
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Kehormatan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Jimly Asshiddiqie mengajak semua umat beragama agar meningkatkan kualitas hidup berbangsa dengan cara saling berbagi.

"Perlu saling berbagi, karena kualitas etika kehidupan berbangsa kita sejak reformasi cenderung mengalami penurunan," kata Jimly yang juga anggota DPD RI saat memberi sambutan pada rangkaian perayaan satu abad Matakin di Jakarta, Selasa.

Jimly meminta Matakin bisa memberi contoh bagi segenap umat beragama di Indonesia tentang kemuliaan serta kebajikan.

"Saya mengajak tokoh-tokoh lintas agama untuk membangun harapan yang sama dalam rangka menyumbang bagi upaya kemajuan kualitas dan integritas kehidupan kebangsaan," ucapnya pada puncak perayaan satu abad Matakin itu.

Perayaan satu abad Matakin juga dihadiri Ibu Negara ke-4, Hj. Sinta Nuriyah yang berpesan agar umat Konghucu Indonesia tetap bersemangat menebar kebajikan.

Baca juga: Ketua Matakin ingatkan pentingnya edukasi untuk Indonesia yang toleran

Pada ajang ini Matakin juga memberikan penghargaan kepada tokoh Khonghucu yang berkontribusi dan berperan dalam perjuangan untuk bangsa dan negara Indonesia maupun terhadap perkembangan kemajuan lembaga dan umat.

Penghargaan itu diberikan kepada DXs. Tjhie Tjay Ing seorang tokoh dan rohaniawan yang tidak saja berjasa bagi perkembangan Matakin tapi juga menampilkan Khonghucu berwajah dan berjiwa Indonesia.

Kedua diberikan kepada Djiauw Kie Siong, pemilik rumah sejarah di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, dan ketiga Auw Tjoei Lan seorang filantropi tokoh pejuang perempuan Tionghoa yang aktif memberantas perdagangan perempuan.

Ketua Matakin, Budi S Tanuwibowo mengatakan organisasi keagamaan ini sudah tersebar di berbagai daerah dan telah membentuk kepengurusan di berbagai provinsi, kabupaten/kota.

Memasuki abad kedua ini, dituntut peran strategis Matakin untuk lebih berperan aktif dan berkontribusi positif dalam memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara, sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa, ucap Budi.

Baca juga: Matakin: Jangan sampai pemilu membuat "baperan"

"Salah satu cita-cita untuk ikut berkontribusi memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang juga menjadi impian dari para pendiri dan pendahulu Matakin. Yakni dengan adanya Gedung Pusdiklat Khonghucu," kata Budi.

Gedung itu, tambah Budi, sebagai sarana pelatihan dan pendidikan calon rohaniawan, guru dan pengasuh sekolah Minggu serta Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Negeri, yang diharapkan segera terwujud.

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023