Indonesia Alhamdulillah masih ada dan termasuk di kelompok yang ekspansi
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat Purchasing Manager’s Index (PMI) atau indeks PMI manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansi pada level 52,3 poin per September 2023, di tengah kontraksi PMI manufaktur negara lain di tingkat global.

Dari negara- negara yang di observasi PMI Manufakturnya, Kemenkeu mencatat sebanyak 70,8 persen berada di zona kontraksi atau berada di bawah level 50 poin, sedangkan, hanya sebanyak 29,2 persen yang berada di zona ekspansi atau di atas level 50 poin.

“Hanya 29,2 persen yang ekspansi. Indonesia Alhamdulillah masih ada dan termasuk di kelompok yang ekspansi,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Oktober 2023 di Jakarta, Rabu.

Indonesia berada di zona ekspansi bersama mayoritas negara- negara kawasan Asia lainnya, diantaranya China, India, Arab Saudi, Singapura dan Filipina.

Adapun, di antara negara-negara tersebut, India menjadi negara yang mencatatkan PMI Manufaktur tertinggi di level 57,5 poin per September 2023.

Sementara itu, negara- negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat (AS) PMI Manufakturnya mayoritas justru terkontraksi, diantaranya Jerman, Perancis, Inggris, Italia, AS, Brazil, Meksiko, hingga Kanada.

Bahkan, rata- rata PMI Manufaktur kawasan Eropa tercatat berada di zona kontraksi di level 43,4 poin.

“70,8 persen dari negara- negara yang di observe dari sisi PMI-nya, mayoritas dalam zona kontraksi, berarti kegiatan manufakturnya melemah dan kontraktif,”

Dengan demikian, saat ini PMI manufaktur mayoritas negara-negara kawasan Asia cenderung lebih ekspansif dibandingkan negara di kawasan Eropa dan AS.

“Ini artinya mayoritas dari negara- negara, terutama maju dan emerging sedang dalam kondisi lesu dari sisi kegiatan manufaktur. Yang biasanya sangat menentukan kesempatan kerja,” ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Ekspor produk agro RI tumbuh 3,78 persen pada kuartal III-2023
Baca juga: Rupiah melemah pasca data PMI manufaktur AS lebih baik dari dugaan

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023