Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof. Dr. Mohammad Nasih mengukuhkan enam guru besar di kampus setempat, Rabu, sebagai komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

  Keenam guru besar tersebut yaitu Prof. Dr. Akhmad Taufiq, SPi., MSi., Prof. Dr. Muhamad Nafik Hadi Ryandono, SE., MSi., Prof. Dr. Muryani DraEc., MEMD., Prof. Rr. Retno Widyowati, SSi., Apt., MPharm., PhD., Prof. Dr. Eduardus Bimo Aksono Herupradoto, drh., MKes., dan Prof. Dr. Eighty Mardiyan Kurniawati, dr., SpOG., (K).

  "Kami berharap dengan penambahan enam guru besar ini, energi dan semangat akan terus bertambah agar Unair bisa memberikan layanan pendidikan secara lebih berkualitas. Kami berharap dapat menjadikan Unair sebagai kampus berkualitas nomor satu," ujar Prof. Nasih.

  Selain itu, ia juga berharap employability dari lulusan-lulusan Unair akan meningkat di kemudian hari. Unair terus berorientasi dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikannya melalui pemberian ilmu terbaik yang mutakhir kepada para mahasiswa.


Baca juga: Rektor Unair tekankan kerja sama riset internasional ke guru besar

Baca juga: Unair tingkatkan kontribusi dengan tambah tujuh guru besar baru

  "Kemampuan dan pengalaman di bidang riset dalam hal pengembangan ilmu menjadi hal yang mutlak bagi para dosen Unair. Bukan dosen namanya kalau ia tidak meneliti dan mengembangkan ilmu," katanya.

  Keenam guru besar yang dikukuhkan hari ini diharapkan dapat terus melanjutkan proses pengembangan ilmu dan teknologi untuk bisa disampaikan kepada mahasiswa dan masyarakat umum.

  "Saya yakin jabatan guru besar ini bukan merupakan terminal akhir. Tetapi, dapat menjadi tangga kontribusi untuk berkarya lebih baik lagi," ucapnya.

  Menurut dia, pengukuhan guru besar merupakan bagian dari forum ilmiah. Sebagai sebuah forum ilmiah yang ada di pengukuhan tersebut adalah ilmu.

  "Ketika berada pada forum ilmu, maka kemanfaatan dan keberkahan besar yang akan diberikan kepada kita semuanya," tuturnya.

  Prof. Nasih mengatakan gelar guru besar tidak diberikan kepada sembarang orang, karena gelar itu merupakan jabatan akademik tertinggi. Hanya orang-orang tertentu, lanjutnya, yang mendapatkan rezeki dan karunia sebagai seorang guru besar.

Baca juga: Mahasiswa FKH Unair temukan obat PMK dari tanaman kangkung air

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023