Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta melakukan kajian karakter dan cara penanganan monyet ekor panjang yang mulai meresahkan masyarakat di beberapa wilayah ini, seperti di Gunung Api Purba Nglanggeran.

Kepala DLH Gunungkidul Harry Sukmono di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu, mengatakan berdasarkan data dan laporan yang masuk ke DLH, monyet ekor panjang (MEP) berkonflik dengan manusia terjadi hampir di seluruh kepenewon (kecamatan) di wilayah ini.

"Kami bekerja sama dengan Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta untuk melakukan kajian karakteristik monyet ekor panjang," katanya.

Pihaknya juga memetakan karakteristik dari rekomendasi hasil kajian untuk melakukan penanganan lebih terukur dan terarah.

Selama ini, DLH kebingungan menangani koloni monyet ekor panjang yang turun ke permukiman warga atau merusak tanaman pangan di ladang milik petani.

"Kajian difokuskan pada karakter koloni, perilaku, kebiasaan, pola hidup, perkembangbiakan, hingga makanannya seperti apa," katanya.

Ia mengatakan kajian monyet ekor panjang diperkirakan selesai pada akhir tahun ini. Hasil kajian tersebut untuk penanganan selanjutnya.

Pada awal 2022, DLH juga sudah memetakan pola gangguan monyet ekor panjang dan hampir semua wilayah di Gunungkidul ada catatannya.

"Ini data sekunder, kami mengumpulkan data dari lurah dan camat/penewu bahwa ada gangguan monyet ekor panjang," kata dia.

Baca juga: DLH Boyolali berupaya mengurangi populasi monyet di lereng Merapi

Pihaknya melalui dana keistimewaan juga tengah mengupayakan untuk menjaga ekosistem satwa lokal asli Gunungkidul, termasuk nantinya di dalamnya monyet ekor panjang.

Pemerintah akan membangun lahan konservasi seluas dua hektare di Kelurahan Giritirto, Kepenewonan Purwosari. Tahun ini pengadaan tanah dan dilanjutkan studi kelayakan.

"Pengadaan untuk konservasi satwa lokal, seperti pemeliharaan satwa endemik Gunungkidul," kata Harry.

Ketua Pengelola Desa Wisata Nglanggeran Mursidi mengatakan saat musim kemarau seperti saat ini banyak monyet yang turun ke pemukiman warga karena sumber air di atas Gunung Api Purba mulai mengering dan sumber makanan menipis.

Monyet mengambil buah, seperti mangga, daun muda, serta makanan. Total ratusan ekor monyet karena ada beberapa kelompok monyet.

"Kadang masuk ke kandang ternak warga mencuri telur. Kami berharap hasil kajian DLH bisa mengatasi masalah monyet ekor panjang yang cukup meresahkan masyarakat," katanya.

Baca juga: BKSDA Riau imbau warga tak pelihara kera liar karena cenderung agresif
Baca juga: Puluhan monyet ekor panjang dilepasliarkan di Pulau Nusa Barong Jember
Baca juga: Pelestari satwa Gunung Kidul sediakan minum untuk monyet ekor panjang

Pewarta: Sutarmi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023