Sebelum pandemi COVID-19 permintaan luar biasa. Sekarang mau bangkit lagi, harus bangkit.
Kediri (ANTARA) - Usaha kecil dan menengah (UKM) yang membuat minuman jamu menjadi serbuk di Kabupaten Kediri, Jawa Timur bangkit setelah sebelumnya terdampak pandemi COVID-19, sehingga sempat turun permintaannya.

"Sebelum pandemi COVID-19 permintaan luar biasa. Sekarang mau bangkit lagi, harus bangkit," kata pemilik usaha jamu kemasan dari PT Alam Hijau Kreasindo, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Rido Prasmono, di Kediri, Jumat.

Ia menjelaskan, usaha minuman ini sudah didirikan sejak 1998. Ia memutuskan mendirikan usaha ini setelah keluar dari pekerjaannya di PLTU Paiton.

Menurut dia, keputusan untuk wirausaha di bidang minuman ini sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya di bagian makanan. Bisnis ini juga digeluti karena kompetitor yang raksasa jumlahnya masih kecil untuk produk seperti ini.

"Kami menyiasati peluangnya yang cocok dan tidak digarap perusahaan besar kami masuk. Kompetitor pabrikan raksasa kecil (tidak banyak)," kata dia.

Dia mengungkapkan, usaha ini dirintis dengan jumlah pekerja hanya 16 orang saja yang 100 warga kampung. Saat ini, usahanya juga lebih maju dengan jumlah karyawan hingga 116 orang.

Usahanya sempat terimbas pandemi COVID-19 dengan permintaan yang turun drastis. Namun, ia menegaskan tidak mengurangi karyawan saat pandemi terjadi dan terus produksi.

Turunnya permintaan berimbas dengan pendapatan yang juga turun drastis. Jika sebelum pandemi rata-rata produksi per bulan antara 40-45 ton dengan omzet ratusan juta rupiah, saat ini omzet masih di bawah Rp100 juta.

Namun, dirinya mengakui saat ini sudah mulai perlahan-lahan bangkit. Pesanan juga semakin banyak. Beberapa yang disukai adalah minuman serbuk dari jahe, beras kencur dan beberapa minuman lainnya. Sedangkan untuk produk kopi masih belum naik permintaannya hingga saat ini.

"Yang menopang income minuman dari jahe itu. Bahan bakunya dari lokal saja, kami kerja sama dengan petani lokal. Sekarang ini rata-rata dua kuintal cukup, jika optimal bisa 5-6 ton per hari," kata dia.

Ia menambahkan, saat ini penjualan produk masih di Jawa Timur, dan diharapkan dengan perlahan-lahan pulih dan bangkit dari pandemi, penjualan bisa kembali lagi hingga seluruh Tanah Air.

Pihaknya juga mengapresiasi dukungan dari pemerintah. Untuk perizinan juga tidak kendala termasuk kelengkapan dari BPOM.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengatakan pemerintah kabupaten selalu mendukung UMKM maupun UKM di kabupaten ini semakin maju. Di Kabupaten Kediri ada sekitar 9.800 UMKM yang dibina.

Pemerintah juga mendorong kelengkapan perizinan sehingga nantinya UMKM bisa semakin siap berkompetisi, apalagi dengan segera beroperasinya bandara udara di kabupaten ini menjadi peluang agar produk bisa semakin dikenal.

Apalagi, juga ada Loka POM yang sebentar lagi menjadi balai POM, sehingga UMKM juga bisa terfasilitasi untuk uji produknya.

"Ada 9.800 UMKM yang dibina dan saya berharap mereka siap untuk berkompetisi, ada beberapa 10 UMKM, 20, 30, yang siap untuk berkompetisi. Desember 2023 nanti, di akhir tahun bandara beroperasi, jadi kami kerja keras memastikan UMKM bisa mendapatkan izin edar. Jika sudah dari BPOM nilai jual lebih tinggi, value bertambah," kata Bupati Kediri itu pula.
Baca juga: KWT Sunter Agung kembangkan tanaman obat dan dirikan Mak Demplon
Baca juga: Tim ULM ajarkan pembuat jamu gendong produksi jamu serbuk instan 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023