Sudah banyak kemajuan yang dicapai, meski masih ada sejumlah hambatan dan tantangan,"
Pontianak (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menegaskan program Masterplan Percepatan Pengembangan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di koridor Kalimantan masih "on the track".

"Sudah banyak kemajuan yang dicapai, meski masih ada sejumlah hambatan dan tantangan," kata Hatta Rajasa usai Rapat Koordinasi Implementasi MP3EI Koridor Kalimantan di Pontianak, Selasa.

Hambatan-hambatan tersebut diantaranya karena belum tuntasnya penyusunan tata ruang, infrastruktur yang terbatas serta harmonisasi aturan.

Sedangkan untuk wilayah Kalbar, nilai investasi yang mencakup program MP3EI itu sekitar Rp37 triliun, tersebar di lima kawasan pusat investasi (KPI) di wilayah Sanggau, Mempawah, Ketapang, Pontianak dan Bengkayang.

Di KPI Mempawah, nilai investasi sekitar Rp10 triliun diantaranya untuk proyek smelter grade alumina, jalan akses, serta infrastruktur pendukung lainnya.

Kemudian di KPI Sanggau, nilainya sekitar Rp5 triliun mencakup pembangunan dan operasional pabrik chemical alumina, serta penambahan investasi baru oleh PT Perkebunan Nusantara XIII. Selain itu, juga dibangun infrastruktur seperti jalan trans Kalimantan poros selatan berikut Jembatan Tayan serta sarana perumahan dan jalan akses.

Di KPI Bengkayang, berupa proyek pemurnian bahan tambang mangaan; KPI Ketapang nilainya Rp11,6 triliun diantaranya untuk hutan tanaman industri. KPI Pontianak nilainya hampir Rp9,8 triliun untuk pengembangan bandara Supadio agar bisa didarati pesawat berukuran besar.

Selain yang masuk dalam program tersebut, juga terdapat sejumlah usulan dari pemerintah daerah di Kalbar. "Tadi ada usulan-usulan baru, dan untuk Kalimantan, juga tengah dibahas," ujar Hatta Rajasa.

Untuk itu, ia menambahkan, maka penting dilakukan percepatan realisasi proyek-proyek di Kalimantan termasuk Kalbar mengingat nilainya sangat besar.

"Kalimantan sudah ditetapkan sebagai pusat produksi hasil tambang dan lumbung energi nasional," kata Hatta Rajasa.(*)

Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013