Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ekuador Francisco Carrion Mena mengatakan bahwa kebijakan nasional dan prinsip-prinsip pemerintah Ekuador selaras dengan prinsip-prinsip/piagam PBB saat menanggapi pertanyaan tentang agresi Israel ke Palestina. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Menlu Ekuador pada sesi jumpa pers bersama dengan Menlu RI Hassan Wirajuda pasca penandatanganan sejumlah kesepakatan antara Pemerintah Indonesia-Ekuador di Gedung Departemen Luar Negeri (Deplu) Jakarta, Jumat. Dalam menyikapi isu-isu internasional, kata Menlu Ekuador, prinsi-prinsip nasional Ekuador selaras dengan Piagam PBB. Saat ditanya mengenai pendapatnya atas sejumlah aksi terorisme, dia menegaskan bahwa Ekuador berkomitmen untuk memerangi terorisme dan berharap agar situasi yang terjadi saat ini dapat diselesaikan secara damai. Sementara itu Menlu RI Hassan Wirajuda mengatakan bahwa pemerintah Indonesia serius memerangi terorisme namun tidak juga dengan mudah menilai suatu aksi sebagai aksi terorisme tanpa melihat apa yang mendasarinya. Dia kemudian mencontohkan apa yang terjadi di Palestina hendaknya publik melihat bagaimana masyarakat Palestina hidup dibawah tekanan karena berada dibawah kekuasaan negara lain. "Aksi militer Israel dalam beberapa waktu terakhir yang menyebabkan anak-anak ikut terbunuh, saya kira diperlukan partisipasi seluruh dunia untuk mengembalikan situasi di sana ke peta jalan damai melalui dialog," katanya. Setelah Israel melancarkan agresinya ke Palestina akhir Juni lalu dan menahan sejumlah pejabat Palestina dengan dalih membebaskan seorang tentaranya yang ditahan, maka baru-baru ini Israel melancarkan serangan ke Lebanon menyusul penahanan dua tentaranya oleh gerilyawan setempat. Kemarin, jet tempur Israel membom Kementerian Luar Negeri Palestina di Kota Gaza mengakibatkan kerusakan besar dan melukai 10 anak kecil, serta meningkatkan tekanan atas pemerintah Palestina pimpinan HAMAS sehubungan dengan penculikan seorang prajurit Israel. Pesawat tempur Israel menembakkan dua rudal ke bangunan itu, dengan sasaran kantor Menteri Luar Negeri Mahmud Az-Zahar dan mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan lima lantai tersebut, yang baru diperbaiki dan bersebelahan dengan Kementerian Keuangan dan 15 bangunan lain. Serangan itu dilancarkan hanya beberapa jam sebelum Israel membom landasan pacu bandar udara internasional di Beirut, Lebanon dan menewaskan sedikitnya 27 orang Lebanon, sehingga membuka front baru dalam krisis Timur Tengah setelah Hizbullah menculik dua prajurit Israel lagi di perbatasan utaranya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006