Dari 24.000 perusahaan di hampir semua sektor dan kawasan di Jerman yang disurvei, hanya 13 persen yang memperkirakan adanya perbaikan dalam 12 bulan ke depan.
Secara keseluruhan, ekspektasi bisnis turun secara signifikan dari minus lima poin menjadi minus 22 poin.
"Sejauh ini, kami tidak melihat adanya tanda-tanda kenaikan yang berkelanjutan. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan menyesuaikan rencana investasi penting mereka dan niat penurunan perekrutan tenaga kerja, masing-masing ke arah yang negatif," ujar Direktur Pelaksana DIHK Martin Wansleben.
Meskipun 30 persen responden menilai bisnis mereka saat ini masih baik, jumlah perusahaan di Jerman yang menilai situasi mereka buruk meningkat sebesar 6 poin persentase menjadi 21 persen, menurut survei itu.
"Kebangkitan kami dari krisis lebih lambat dari yang diperkirakan dalam lingkungan geopolitik yang sulit," ujar Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman Robert Habeck, dalam proyeksi musim gugur di pertengahan Oktober. Namun demikian, pemerintah memperkirakan adanya pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 persen pada 2024.
Harga energi dan bahan baku merupakan risiko bisnis yang paling sering disebutkan oleh perusahaan-perusahaan Jerman, diikuti oleh kekurangan tenaga kerja terampil, lemahnya permintaan domestik, dan naiknya biaya tenaga kerja.
Mengingat "prospek suram secara keseluruhan" tersebut, DIHK memperkirakan output ekonomi akan turun 0,5 persen pada 2023. Untuk tahun depan, asosiasi itu memperkirakan ekonomi terbesar di Eropa ini akan mengalami stagnasi.
Orang-orang berjalan di tepi sungai di Berlin, Jerman, pada 13 Juli 2023. (Xinhua/Ren Pengfei)
"Kebangkitan kami dari krisis lebih lambat dari yang diperkirakan dalam lingkungan geopolitik yang sulit," ujar Menteri Urusan Ekonomi dan Aksi Iklim Jerman Robert Habeck, dalam proyeksi musim gugur di pertengahan Oktober. Namun demikian, pemerintah memperkirakan adanya pertumbuhan ekonomi sebesar 1,3 persen pada 2024.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023
