Doha/Yerusalem (ANTARA) - Perundingan antara Israel dengan Hamas yang dimediasi Qatar berlanjut pada Sabtu (28/10) guna mengurangi eskalasi pertempuran di Gaza, kendati Israel meningkatkan serangannya terhadap daerah tersebut.

Pembicaraan belum menemui jalan buntu, tetapi berlangsung dengan "kecepatan yang jauh lebih lambat" dibandingkan sebelum eskalasi mulai Jumat (27/10) malam, kata sumber yang mengetahui tentang perundingan itu kepada Reuters tanpa menyebut nama karena sensitivitas negosiasi tersebut.

Penduduk Gaza yang terkepung hampir tidak mempunyai komunikasi dengan dunia luar pada Sabtu ketika pesawat jet Israel menjatuhkan lebih banyak bom di daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas.

Sejumlah pemimpin militer pun mengatakan serangan darat yang telah lama dikhawatirkan sedang dipersiapkan.

Qatar telah melakukan diplomasi di belakang layar selama lebih dari tiga pekan dengan berbicara kepada sejumlah pejabat Hamas dan Israel untuk menjunjung perdamaian dan menjamin pembebasan lebih dari 200 sandera yang ditahan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Gaza.

Mediasi Qatar pekan lalu menghasilkan pembebasan dua sandera asal Amerika, seorang ibu dan anak perempuan, serta dua wanita lanjut usia Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Sabtu bahwa upaya untuk membebaskan para sandera akan terus berlanjut bahkan selama serangan darat di Gaza.

"Kami akan memanfaatkan dan memanfaatkan setiap kemungkinan untuk memulangkan mereka," kata Netanyahu.

Sebelumnya, sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka hampir mencapai kesepakatan dengan Israel terkait sandera, tetapi Israel "menghambat" kemungkinan tercapainya kesepakatan itu.

Juru bicara Brigade Izz El Deen Al Qassam, 
Abu Ubaida, mengatakan dalam pidato melalui video bahwa kelompok tersebut hanya akan melepaskan semua sanderanya jika Israel membebaskan semua tahanan Palestina.

Israel mengatakan 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober dan 224 sandera ditangkap, banyak di antaranya memiliki paspor asing dari 25 negara berbeda.

Israel telah mengebom dan menyerang Gaza secara lebih intens selama tiga pekan terakhir dibandingkan sebelumnya.

Otoritas kesehatan Palestina mengatakan serangan Israel telah menewaskan lebih dari 7.000 warga Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas.

Qatar, negara kecil dengan kekayaan di bidang energi dan investasi dengan tujuan kebijakan luar negeri yang besar, memiliki jalur komunikasi langsung dengan Hamas yang memiliki kantor politik di Doha.

Utusan Qatar sebelumnya membantu menengahi gencatan senjata antara kelompok itu dan Israel.

Sumber: Reuters

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023