Seluruh bangsa ini sangat berkepentingan terhadap pemilu 2014 yang berkualitas termasuk juga media massa dan wartawan, karena memiliki pengaruh yang sangat kuat,"
Jakarta (ANTARA News) - Pakar komunikasi Universitas Indonesia Ade Armando mengatakan media massa berperan mewujudkan pemilihan umum yang berkualitas dengan menyajikan berita benar sehingga pemilih menjadi rasional dan objektif dalam menentukan pilihannya.

"Seluruh bangsa ini sangat berkepentingan terhadap pemilu 2014 yang berkualitas termasuk juga media massa dan wartawan, karena memiliki pengaruh yang sangat kuat," kata Ade Armando dalam diskusi The Indonesian Institute bertajuk "Kiprah Media Massa Jelang 2014" di Jakarta, Rabu.

Ade mengatakan pemilih membutuhkan informasi dari tiap tahapan pemilu dan kandidat yang ikut proses tersebut dan media memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Menurut dia, posisi masyarakat adalah pasif sehingga apa yang diberitakan media maka itu yang diketahui publik.

"Media menentukan apa yang diketahui dan tidak diketahui, bagaimana menafsirkan realita serta bagaimana masyarakat bersikap," ujarnya.

Namun dia menilai saat ini media mulai meninggalkan fungsinya dalam sistem demokrasi yang berjalan. Menurut dia, media sudah lupa fungsinya sebagai kontrol sosial seperti peran dokter yang lupa untuk menyehatkan manusia.

"Media mulai lupa fungsinya, karena aspek hiburan yang diutamakan bukan substansinya," katanya.

Ade mengatakan media tentu tidak dapat melepaskan diri dari kepentingan pemilik modal tetapi tidak boleh menjadikan media menutupi kebenaran. Karena itu dia menilai peran media massa dalam pemulu adlah bekerja sama untuk menyalurkan informasi yang benar.

Koordinator Divisi Penyiaran dan Media Baru Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Dandhy Laksono dalam diskusi itu mengatakan ada bisnis dalam politik khususnya menjelang pemilu 2014 yaitu belanja iklan yang jumlahnya antara Rp113 triliun-Rp120 triliun.

Jumlah itu, menurut dia, meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp92 triliun

"Sebesar 65 persen masuk ke televisi, dan 35 persen media cetak. Tekanan pada redaksi media mengendur ketika rating naik," katanya.

Menurut dia, seharusnya kampanye dijadikan peserta pemilu untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi misi program peserta pemilu.

Dia mengatakan iklan politik seharusnya memberikan kesempatan yang sama terkait pemberitaan sesuai Undang-Undang Pers dan nilai berita yang sama.

Pemimpin Redaksi KBR 68H Heru Hendratmoko mengatakan media selalu menginginkan keuntungan dalam setiap pemilu, yaitu dari sisi berita yang ditampilkan dan bisnis perusahaan.

Dia menjelaskan dalam pemilu, redaksi media massa tidak pernah "kering" ide mengenai liputan untuk ditulis seperti calon legislatif, dan penguasaan caleg terhadap masalah. Selain itu dari segi bisnis ada pertumbuhan iklan sebesar 20 persen tiap lima tahun sekali atau saat pemilu.

Namun dia menekankan prinsip redaksi media massa yaitu objektif, terbuka, adil dan respek pada kebenaran. Selain itu prinsip independen harus dijunjung yaitu seluruh agenda program harus bebas dari campur tangan pihak lain termasuk pemilik modal.
(I028/I007)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013