Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi dan inklusi.
Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan pentingnya tingkat literasi dan inklusi keuangan pada masyarakat untuk mencapai kesejahteraan dengan mengoptimalkan potensi dan manfaat berbagai produk jasa keuangan dengan tepat.

“Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK Dian Ediana Rae dalam Puncak Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dan Safari Rupiah Jawa Tengah, di Semarang, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

OJK Kantor Regional 3 Jawa Tengah dan DIY bersama Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Semarang menggelar acara “The Jewel of Central Java” sebagai Puncak Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) dan Safari Rupiah Jawa Tengah 2023 pada 28-29 Oktober 2023.

Dian mengatakan OJK ingin menggandeng seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk terus memperluas akses keuangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.

Pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan, kata Dian, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kemudahan masyarakat Semarang dan Jawa Tengah dalam mengakses lembaga jasa keuangan, baik perbankan, industri keuangan non bank maupun pasar modal.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, tingkat literasi keuangan yang merupakan indeks level pengetahuan keuangan masyarakat di Jawa Tengah tercatat sebesar 51,69 persen, sedangkan tingkat inklusi keuangan atau ketersediaan akses keuangan tercatat lebih tinggi sebesar 85,97 persen.

Turut hadir dalam kegiatan itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan DIY Soemarjono, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra, dan perwakilan dari Industri Jasa Keuangan (IJK) Jawa Tengah.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno menyampaikan pelaksanaan kegiatan BIK ini diharapkan juga dapat meningkatkan akses keuangan UMKM terhadap permodalan di Jawa Tengah.

“Harapan utama kami tentu saja dengan peningkatan inklusi keuangan di Jawa Tengah, masyarakat dapat mengakses permodalan sehingga usaha dan UMKM bisa maju dan ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat,” kata Sumarno.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan apresiasi atas kolaborasi pemerintah daerah, OJK, dan Bank Indonesia dalam menggerakkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kita harapkan ini bersama-sama berkolaborasi untuk menjadikan kita semua ini Indonesia bangga, Jawa Tengah gayeng dan Semarang semakin hebat,” kata Hevearita.

Kegiatan bertema "The Jewel of Central Java" ini merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi bersama untuk terus memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat Jawa Tengah yang dikemas dalam bentuk edukasi keuangan melalui kesenian daerah, agar lebih menarik minat dan dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pemilihan Duta Literasi Keuangan yang berasal dari pegawai lembaga jasa keuangan untuk mendukung pelaksanaan edukasi keuangan di Jawa Tengah.
Baca juga: OJK: Tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia sangat rendah
Baca juga: Pemprov Jateng menggiatkan literasi keuangan cegah pinjaman ilegal


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023