Manado (ANTARA) -
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM berharap warga mewaspadai potensi awan panas guguran Gunung Karangetang yang ada di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.
 
"Mewaspadai adanya awan panas guguran di mana kubah lava lama masih ada di puncak yang sewaktu-waktu dapat runtuh bersamaan dengan keluarnya lava," kata Kepala PVMBG, Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang dibagikan Ketua Pos PGA Karangetang Yudia P Tatipang yang dibagikan dalam grup percakapan di Manado, Minggu.
 
Karakteristik awan panas guguran Gunung Karangetang, kata dia, terjadi dari penumpukan material lava yang gugur/longsor.
 
"Perlu kewaspadaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya serta masyarakat yang akan melintasi lembah/sungai tersebut. Selain itu perlu juga diwaspadai terjadinya lahar waktu hujan dari kali yang berhulu di puncak kawah," ajaknya.
 
Aktivitas erupsi Gunung Karangetang secara visual, instrumental dan potensi ancaman bahaya masih tinggi sehingga tingkat aktivitasnya masih pada level tiga siaga.
 
Pada tingkat aktivitas siaga, masyarakat, pengunjung, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 kilometer dari kawah utama (selatan) dan kawah dua (utara), serta 3,5 kilometer pada sektor barat daya, selatan dan tenggara.
 
Masyarakat di sekitar gunung dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
 
Pemantauan secara intensif oleh PVMBG, kata Hendra, tetap dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan Gunung Karangetang.
 
"Masyarakat diharap tetap tenang tidak terpancing berita bohong tentang erupsi Gunung Karangetang serta senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Sulawesi Utara dan BPBD Kabupaten Sitaro," ajaknya.
 
Sejak erupsi efusif panas awal Februari 2023, PVMBG masih mempertahankan status Gunung Karangetang walaupun dalam laporan evaluasi belakangan ini, aktivitas gempa guguran relatif cenderung menurun.
   
 
 
 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023