Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan sejumlah pelaku industri obat dan makanan melakukan penanaman mangrove guna mempercepat target emisi karbon nol bersih atau Net Zero Carbon Emission.
 
"Saat ini BPOM menginiasi Net-Zero Carbon Programme melalui inisiatif konservasi ekosistem mangrove, sebagai program kolaborasi bersama pelaku usaha obat dan makanan serta pemangku kepentingan lainnya," kata Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam kegiatan penanaman mangrove di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta, Selasa.
 
Penny mengatakan penanaman mangrove merupakan bukti nyata komitmen BPOM dan para pemangku kepentingan terkait untuk mendukung pengurangan emisi karbon di Indonesia.
 
Sebagai langkah awal, kata dia, hari ini BPOM memulai penanaman simbolis untuk target 2023 sebanyak 16 ribu pohon di Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK) dan Ecowisata Mangrove PIK di Jakarta, yang diprakirakan mampu menyerap gas rumah kaca (GRK) sebesar 345,3 ton ekuivalen CO² (CO²e) per tahun.

Baca juga: BRGM sebut 900 ribu hektare lahan gambut rusak sudah direstorasi

Baca juga: Walhi soroti dugaan kerusakan mangrove dan penimbunan Danau Gili Meno
 
Secara bertahap, selama tiga tahun ke depan BPOM menargetkan penanaman sebanyak 47,8 ribu pohon mangrove. Penanaman di lahan seluas lima hektare ini diperkirakan berkontribusi meningkatkan serapan sebesar 1.398 ton CO²e per tahun.
 
"Kemudian dilanjutkan dengan penanaman minimal 30 ribu pohon pada 2024–2025 yang juga akan mampu menyerap 750 ton CO²e per tahun," ujarnya.
 
Penny menyebutkan penanaman mangrove juga dilakukan secara serentak pada hari ini di pesisir pantai di seluruh provinsi di Indonesia oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (BBPOM/Balai POM/Loka POM) dengan para pemangku kepentingan di daerah masing-masing.
 
Pada kegiatan di daerah ini, kata dia, ditargetkan sebanyak 64 ribu pohon mangrove dapat ditanam bersama dan diharapkan mampu menyerap 1.398 ton CO²e per tahun.
 
Dia menilai kegiatan seperti ini menerapkan prinsip triple bottom line yang mengukur dan mengevaluasi kinerja bisnis dalam tiga dimensi utama yang berkelanjutan, yaitu sosial (people), lingkungan (planet), dan ekonomi (profit).
 
"Ketiga dimensi ini disebut sebagai triple bottom line, karena mereka melibatkan hasil dari kegiatan bisnis yang lebih komprehensif daripada hanya keuntungan finansial, tapi kontribusinya pada pembangunan masyarakat dan memainkan peran aktif dalam melindungi dan melestarikan lingkungan," tuturnya.
 
Penanaman pohon sebagai upaya pelestarian lingkungan ini tercatat pada Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai program pertama Net Zero Carbon Emission melalui penanaman mangrove dengan kolaborator perusahaan obat dan makanan.
 
Penny berharap program ini merupakan program kolaborasi pertama yang dapat menarik pihak lain untuk ikut serta memperkaya dan berkontribusi dalam program tersebut ke depannya.*

Baca juga: Gubernur Kaltara luncurkan proyek percepatan restorasi bakau

Baca juga: Gubernur Kaltara luncurkan proyek percepatan restorasi bakau

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023