Kota Gaza (ANTARA News) - Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), Sabtu, pada peringatan keenam pengambil-alihan Jalur Gaza, menyerukan persatuan dan diakhirinya perpecahan dan pertikaian internal Palestina.

HAMAS, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak Juni 2007, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa enam tahun telah berlalu "sementara dunia masih memberlakukan ketentuan tidak adilnya atas gerakan itu". Ia merujuk kepada persyaratan internasional bahwa kelompok pejuang Palestina tersebut harus mengakui Israel dan mencela kekerasan jika HAMAS ingin terbuka bagi dunia.

"HAMAS kembali menyatakan persatuan dan perujukan itu strategis dan gerakan ini sangat ingin menyelesaikannya guna mencurahkan lebih banyak waktu bagi konflik dengan pelaku pendudukan," kata pernyataan tersebut.

Pernyataan itu menyalahkan Israel karena menghalangi setiap peluang bagi persatuan Palestina, dan mengatakan, "Selama enam tahun, kejahatan pelaku pendudukan (Israel) terhadap rakyat kita berjalan terus, dan semua kejahatan ini meningkat setiap kali kita bertambah dekat guna mewujudkan persatuan dan perujukan."

Sementara itu, Juru Bicara HAMAS Fawzi Barhoum mengecam kerja sama keamanan antara Israel dan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina --yang berpusat di Tepi Barat Sungai Jordan, demikian laporan Xinhua, yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu malam.

"Kebijakan kerja sama keamanan dengan kaum pendudukan mengakibatkan dan akan mengakibatkan banyak kerugian bagi masalah Palestina kita," kata Barhoum. Ia menambahkan, "Rakyat Palestina mesti melancarkan upaya lebih banyak untuk bersatu dan melawan pendudukan."

HAMAS menang dalam pemilihan terakhir anggota dewan legislatif di wilayah Palestina pada Januari 2006. Karena gerakan tersebut tak sependapat mengenai kemitraan dengan faksi utama Fatah --yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas-- HAMAS mengusir pasukan pro-Abbas dan mendepak Fatah. HAMAS mengekang Fatah di Tepi Barat dan memperdalam perpecahan politik antara kedua wilayah.

Selama enam tahun belakangan, Mesir dan Qatar telah menjadi penengah antara HAMAS dan Fatah guna mengakhiri perpecahan mereka dan membentuk pemerintah persatuan nasional serta membentuk pemerintah persatuan peralihan yang mempersiapkan pemilihan presiden dan anggota baru dewan legislatif.

Sejauh ini, upaya Arab untuk mengakhiri perpecahan Palestina telah gagal akibat perbedaan mendasar mengenai masalah keamanan, pemilihan umum dan pemerintah persatuan.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013