Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Lestari Moerdijat meminta perbedaan di Indonesia dapat diterima sebagai sebuah anugerah dalam Bhinneka Tunggal Ika.

"Paling penting adalah bagaimana perbedaan yang ada dapat diterima sebagai sebuah anugerah dalam Bhinneka Tunggal Ika," kata Lestari dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Dia berpendapat semua pihak dapat membangun kesadaran dan mengakui bersama bahwa perbedaan itu memerlukan sebuah tata kelola yang berkelanjutan.

Diskusi yang mengusung tema "Pentingnya Nilai-Nilai Toleransi dalam Keberagaman Indonesia" itu sekaligus memperingati Hari Toleransi Internasional setiap tanggal 16 November.

Lestari mengungkapkan di Indonesia, Setara Institute mencatat rata-rata indeks kota toleran tahun 2022 sebesar 5,03 poin dan pada tahun 2021 sebesar 5,24 poin.

"Kondisi toleransi di Indonesia belum mencapai satu tingkat yang membuat kita puas. Bahkan, catatan-catatan lain, banyak pelanggaran terhadap kebebasan beragama," katanya menegaskan.

Lestari pun mengingatkan bahwa elemen toleransi sudah lahir dan terpatri dalam ideologi dan filosofi berbangsa dan bernegara sepanjang sejarah bangsa Indonesia.

"Nilai toleransi selalu dikedepankan hingga saat ini," ujarnya.

Diskusi itu menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia, Jaringan Gusdurian Inayah Wulandari Wahid.

Pewarta: Fauzi
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2023