Jakarta (ANTARA News) - Penulis buku For God and Country, James Yee, berencana datang ke Indonesia pada akhir 2006, untuk memromosikan karyanya yang merupakan kisah nyata pengalaman Yee selama bertugas di penjara khusus teroris, Guantanamo, Kuba. Rencana kedatangan Yee ke Indonesia itu dikatakan oleh Manajer Pemasaran dan Promosi perusahaan yang menerbitkan buku itu, Ienka, di sela-sela acara bedah buku For God and Country di Masjid Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat. "Pihak kami sudah menghubungi James Yee dan dia sangat antusias sekali menanggapi undangan tersebut. Kalau semuanya lancar, paling lambat akhir tahun ini Yee akan datang ke Indonesia," katanya. Untuk acara bedah buku yang dihadiri sekitar 100 orang itu, Yee bahkan mengirimkan surat secara pribadi ke panitia yang kemudian dibacakan pada saat acara berlangsung. Dalam suratnya Yee mengtakan bahwa dia akan terus berjuang untuk mendapatkan permintaan maaf resmi dari pemerintah Amerika Serikat yang telah menjebloskannya ke penjara selama 70 hari atas tuduhan sebagai mata-mata teroris. Di Indonesia buku yang pertama kali diluncurkan pada bulan Mei 2006 itu, hingga kini sudah dibuat cetakan ke-3 nya. "Cetakan pertama kami buat 10.000 eksemplar, sedangkan yang ke-2 dan ke-3 masing-masing dicetak sebanyak 20.000," katanya. Sukses penjualan buku tersebut mendorong pihak penerbit untuk mendatangkan Yee ke Indonesia dengan harapan bisa meningkatkan penjualan dan menjadi ajang untuk mempertemukan penulis dengan pembaca. Menurut Ienka, Indonesia merupakan negara ke-2 yang menerbitkan buku tersebut setelah negara asal James Yee, Amerika Serikat. Sementara itu, menurut mahasiswa FISIP UI, Ratna, dia berharap rencana kedatangan Yee ke Indonesia bisa terwujud. "Saya ingin minta tanda tangan James Yee," katanya. Menurut dia, buku setebal 364 halaman itu tidak membuat bosan pembaca sebab alurnya berjalan cepat. "Walaupun tebal tapi saya hanya perlu waktu setengah hari untuk menyelesaikan membaca buku itu," katanya. James Yee adalah warga negara Amerika Serikat keturunan Cina yang memeluk agama Islam sejak tahun 1991, kemudian memutuskan untuk masuk US Army Chaplain Corps (Korps Ulama Angkatan Darat AS) sebagai ulama Muslim pertama yang ditugaskan untuk mendampingi para tahanan di Guantanamo. Namun, ia kemudian dijatuhi tuduhan melakukan pengkhianatan dan pemberontakan terhadap negara, membantu musuh, dan melakukan tindakan mata-mata. Walaupun semua tuduhan itu tidak terbukti, dia diberhentikan dengan hormat dari militer Amerika Serikat.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006