Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo enggan menanggapi perihal penarikan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

"Kalau soal itu tanya pemerintah pusat," kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Senin.

Hanya saja, menurut Jokowi, bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang diusung sebagai pengganti subsidi tersebut tidak tepat sasaran. Menurutnya, bantuan tersebut lebih baik diberikan kepada usaha produktif.

"Saya sejak dulu kurang setuju dengan adanya bantuan langsung atau BLSM itu," kata Jokowi.

Menurut dia, bantuan langsung yang diberikan kepada masyarakat secara kontan tersebut tidak mendidik.

"Kalau diberi cash, memberikan pendidikan yang tidak baik kepada masyarakat," katanya.

Bantuan kepada usaha-usaha produktif menurut Jokowi lebih bermanfaat dan lebih mendidik karena merangsang masyarakat untuk bekerja.

"Efeknya lebih bagus kalau diberikan ke usaha-usaha yang produktif," katanya.

Seperti diketahui, hari ini diadakan rapat paripurna oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengenai kenaikan harga BBM akibat ditariknya subsidi.

Penarikan subsidi tersebut berakibat pada naiknya harga BBM jenis premium dan solar. Premium yang semula Rp4500 menjadi Rp6500 sedangkan solar yang semula Rp4500 menjadi Rp5500.

Pewarta: Deny Yuliansari
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013