Jakarta (ANTARA) - Yayasan Wahana Visi Indonesia (WVI) meluncurkan Program Childhood Hope untuk mendukung anak-anak mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan perlindungan di Papua.

"Saat ini kami fokus untuk anak-anak di Papua, khususnya untuk anak-anak Distrik Wamena di Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Asmat tapi tidak menutup kemungkinan untuk wilayah terjauh dan tertinggal," kata Resource and Communication Director Yayasan WVI Asteria Aritonang dalam konferensi pers virtual diikuti di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan donasi dari Childhood Hope berfokus pada peningkatan kemampuan baca anak, akses terhadap makanan bernutrisi, pendampingan sekolah, upaya perlindungan anak berbasis masyarakat, serta upaya advokasi lain untuk kesejahteraan anak.

"Saat ini donasi digunakan sebesar 37 persen untuk pendidikan, 30 persen untuk program pengembangan komunitas, dan 21 persen untuk kesehatan, kemudian sembilan persen untuk penyediaan air, dan sisanya untuk perlindungan anak dan ekonomi," ujarnya.

Donasi juga direncanakan untuk perubahan perilaku dan cara pandang, serta pelatihan bagi orang tua dan guru terkait dengan peningkatan pendidikan di Papua.

"Sementara anak-anaknya sendiri dibentuk forum anak untuk dapat memahami tentang apa yang menjadi hak-hak anak dan mereka juga dibangun keterampilan hidupnya sesuai dengan potensi yang ada di sana," kata dia

Seorang perwakilan anak dari Papua, Magie, menceritakan salah satu permasalahan pendidikan di Papua soal kurikulum yang berbeda antara pelajaran di kampung dan kota.

Baca juga: WVI bina pahlawan lokal siapkan masyarakat hadapi otonomi khusus

Dia mengatakan banyak anak di perkampungan Papua meski pendidikannya setara misalnya, di tingkat sekolah dasar (SD) belum bisa membaca.

"Kurikulum pelajaran di kampung dan kota sangat berbeda. Kalau di kota sudah bisa mempelajari mata pelajaran kalau di kampung membaca saja masih mengeja," ujarnya.

Tentang jarak sekolah yang jauh dari tempat tinggal, katanya, juga mengganggu proses belajar mengajar. Hal ini membuat tak sedikit guru jarang masuk sekolah juga karena hal tersebut.

"Kemudian guru kalau di kampung ini sedikit dan guru jarang masuk sekolah karena faktor keamanan dan karena lokasi guru yang jauh dari sekolah," ucapnya.

Berdasarkan hasil asesmen WVI pada 2021, tercatat 8 di antara 11 distrik sampel di Kabupaten Jayawijaya untuk yang bisa membaca dengan pemahaman itu jumlahnya 45,5 persen. Namun, saat ini terdapat peningkatan 21 persen di wilayah tersebut menjadi 67,3 persen.

Program Childhood Hope memberikan kemudahan bagi publik yang ingin donasi lewat WVI untuk menyalurkan bantuan pada wilayah terjauh dan tertinggal dengan menyesuaikan keinginan dan kemampuan dari para donatur.

Pada tahun pertama program itu menargetkan bisa memberikan manfaat kepada lebih dari 20.000 anak dan lebih dari 60.000 masyarakat. WVI meminta dukungan masyarakat untuk menjangkau anak-anak di wilayah terjauh dan tertinggal.

Baca juga: KPPPA harap riset WVI perkuat komitmen wujudkan Kota Layak Anak
Baca juga: WVI sebut banyak anak-anak di Asmat yang belum bisa membaca
Baca juga: WVI dorong orang tua ciptakan lingkungan bersih cegah hepatitis akut

Pewarta: Erlangga Bregas Prakoso
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023